Setelah Kampanye Di Kawal 2 Pleton Polisi, Ahok Kini Rahasiakan Lokasi Kampanye nya
Setelah aksi 411, Ahok semakin menjadi sorotan. Demi keamanan, polisi menjaga petahana Pilgub DKI Jakarta ini dengan dua pleton pasukan selama kampanye. Tidak hanya itu, spot kampanye Ahok juga sulit dilacak karena dirahasiakan.
Sulitnya melacak Ahok berawal ketika aksi demo damai, Jumat (4/11) berlangsung. Di hari itu, ratusan ribu massa mendesak proses hukum Ahok dipercepat. Aksi itu sukses membanjiri area Istana dengan lautan massa. Meski begitu, di hari itu, Ahok masih tetap kampanye. Lokasinya di Muara Karang, Jakarta Utara, tidak jauh dari kediaman pribadinya di Kompleks Pantai Mutiara. Kampanyenya singkat, kurang dari 30 menit dilakukan di pagi hari, setelah itu dia kembali di rumahnya.
Setelah peristiwa itu, Ahok tetap berkampanye hingga, kemarin. Namun, lagi-lagi keberadaan Ahok sebelum kampanye sulit terdeteksi. Kenapa bisa seperti itu, apakah Ahok sengaja merahasiakan lokasi berkampanye? Saat berkampanye di kawasan Petojo Utara, Jakarta Pusat, kemarin, Ahok mengaku sengaja menyembunyikan sejumlah agenda blusukan selama masa kampanye. Namun, dia menampik tindakan itu sebagai bentuk ketakutan.
Menurut dia, cara blusukan secara bersembunyi itu meniru gaya blusukan Jokowi pada Pilkada DKI Jakarta 2012. Saat itu, Ahok menjadi cawagub Jokowi. Karena itu, dia tidak akan mengikuti titik kampanye yang disarankan partai politik yang mengusungnya. "Nggak dirahasiakan juga. Kenapa kami tidak mau mengikuti titik-titik oleh partai? Karena, kata Pak Jokowi, sewaktu kami tahun 2012, kalau saya datang ikuti arahan partai, bisa aja partai mengarahkan ke tempat-tempat yang nggak ada masalah," ujar Ahok saat berkampanye di halaman Sekretariat RW 5, Petojo Utara, Jakarta Pusat, kemarin.
Ahok beralasan, kebanyakan partai politik mengarahkan agar berkampanye di wilayah konstituennya. Dia pun lebih suka mengunjungi titik-titik berkumpul masyarakat yang mengadu dan mengeluhkan kondisi lingkungannya kepada Ahok. "Makanya, saya lebih suka kasih tahu titiknya mana. Suka-suka saya jalan mau ke mana. Kayak tadi, mereka mau ke kiri atau ke kanan? Nggak, aku mau ke kiri. Itu pelajaran dari Pak Jokowi waktu 2012," jelasnya.
Setiap blusukan, kata Ahok, dia akan menanyakan masalah yang terjadi di masyarakat. Teknisnya, dia akan membagikan secarik kartu nama yang menyertai nomor pribadinya. Diakuinya, nomor itu dapat mempermudah masyarakat mengontaknya jika ada masalah di Ibukota. "Terus cara menghitung orang (yang mengadu) bagaimana? Pake kartu nama. Satu boks isinya 100 lembar. Jadi, kalo kami habis 1 boks, ya, berarti 100 orang kami temui," ucapnya.
Blusukan Ahok ke kawasan perkampungan Ibukota sempat diwarnai penolakan dari warga setempat. Bahkan, saat blusukan ke daerah Rawabelong, Jakarta Barat, Rabu (2/11) diwarnai ketegangan. Ahok didatangi sekelompok pemuda anti-Ahok yang membuatnya harus dilarikan ke Polsek Kebon Jeruk demi keamanan dengan menaiki Mikrolet M 24 jurusan Tanjung Duren-Srengseng. Penolakan didasari atas kasus hukum yang kini tengah dijalani Ahok. Penolakan juga terjadi di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, dan Pejaten Timur, Jakarta Selatan. Bahkan Ahok beberapa kali membatalkan sejumlah agenda blusukan.
Kapolsek Metro Gambir, AKBP Ida Ketut Gahanata Krisna Rendra mengatakan pihaknya memberikan pengamanan kepada Ahok selama kampanye dengan dua pleton pasukan atau 60 personel polisi. "Ada dua pleton atau 60 personel yang kami kerahkan ke sini," ujar Ida Ketut, kemarin. Menurutnya, pengerahan 60 personel kepolisian itu dilakukan bertujuan mengamankan jalannya kegiatan kampanye Pilgub Jakarta. "Ini bukan pengawalan, tetapi sebagai bagian dari pengamanan. Kami tahu dalam kegiatan kampanye pasti akan ada banyak orang. Jadi kami harus mengamankan," tegasnya.
Seperti diketahui, masa kampanye dalam rangka Pilkada DKI Jakarta 2017 berlangsung mulai 28 Oktober 2016 hingga 11 Februari 2017. Sedangkan hari pemilihan akan jatuh 15 Februari 2017. Terdapat tiga pasang cagub dan cawagub yang terdaftar dalam Pilgub DKI 2017, yaitu Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni nomor urut 1, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat nomor urut 2 dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno nomor urut 3. (rmol)
0 komentar:
Post a Comment