Kata Wakapolda, Video 'Kapolda Provokator' Tergantung Persepsi Masyarakat. Apa Persepsi Anda?
Wakapolda Metro Jaya Brigjen Suntana mempersilakan Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), melaporkan dugaan provokasi yang dilakukan Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan ke Propam Polri.
Namun, aturan akan tetap ditegakkan dalam melaksanakan proses tersebut.
"Kami mendengar itu bahwa adik-adik HMI melaporkan itu, nanti silakan saja itu merupakan hak sebagai warga negara yang merasa apabila ada tindakan atau yang dilakukan anggota Polri yang tidak sesuai dengan pandangan mereka," kata Suntana di Mapolda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Jumat (11/11/2016).
Saat ditanya soal video tentang Kapolda yang beredar di media sosial, Suntana enggan memberi tanggapan.
Namun, ia memastikan Kapolda menghampiri pendemo setelah aksi kericuhan di depan Istana Negara sudah selesai.
"Itu tergantung persepsi masyarakat, kan itu sesudah kejadian. Mungkin teman media bisa lihat apakah polisi profesional atau tidak. Tapi, wawancara yang dilakukan Pak Kapolda itu dilakukan setelah demo selesai," jelas Suntana.
Pihak Polda Metro Jaya juga sudah berdialog dengan para perwakilan pendemo sebelum aksi.
Dalam dialog tersebut, pihak kepolisian sudah menjelaskan tata tertib dalan menyampaikan aksi unjuk rasa.
Pihak kepolisian juga telah mengatakan kepada para pendemo terkait indikasi akan adanya provokator dalam demo tersebut.
"Kalau memang ada teman-teman HMI melaporkan, itu hak mereka, dan saya rasa nanti Mabes Polri akan memproses dan mencari kebenaran," ucapnya.
Hoax
Sementara, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono menegaskan, info ada mahasiswa yang terkena peluru karet dari tembakan polisi adalah tak benar.
Dalam pengamanan aksi demo, imbuhnya pihak kepolisian dilarang menggunakan peluru karet atau senjata api.
"Hoax, kita tidak ada gunakan peluru karet dan senjata api. Kalau yang di Penjaringan ada satu yang ditembak kakinya dengan peluru karet karena dia memang perusuh, dia memang penjarah. Tidak ada gunakan peluru karet dan senjata api," tuturnya.
Karena, lanjut Awi, sudah diselidiki di beberapa Rumah Sakit di Jakarta tidak ada demonstran yang menderita luka dalam aksi 4 November yang berujung icuh.
"Kan sudah dicek Dinas Kesehatan dan Dinas Kesehatan, konek ke rumah sakit-rumah sakit dan tidak ada," ujarnya. (tn)
0 komentar:
Post a Comment