Kasus penistaan Al-Quran dan Ulama yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama masih berlarut.
Kenapa kasus yang sederhana dan sudah banyak yurisprudensinya banyak pula yang sudah dibui atas kasus penistaan agama, kenapa jadi rumit?
Menurut Heppy Trenggono (Presiden Indonesia Islamic Bussiness Forum), karena kasus yang menyeret Ahok ini akan berdampak pada PDIP, Jokowi, Pengembang dan Taipan.
Berikut analisis Presiden Indonesia Islamic Bussiness Forum (IIBF), Heppy Trenggono:
- Persoalan Ahok ini bagi Polisi, bagi Jokowi, bagi PDIP sangat rumit, jauh lebih rumit dari yang kita bayangkan.
- Kalau hanya perspektif hukum, Ahok tinggal diciduk dari kemarin kemarin.
- Mereka berfikir keras dan berusaha merekayasa sedemikian rupa. Jika Ahok dipenjara maka:
1. Bagi PDIP ini bisa menjadi Tsunami kejatuhan politik.
2. Bagi PENGEMBANG yang Telah Mengucurkan investasi Puluhan Trilyun Rupiah, bisa menjadi keruntuhan bisnis, saham Podomoro bisa hancur.
3. Bagi JOKOWI bisa jadi ancaman berat, bukan tidak mungkin Ahok akan menyeret Jokowi sebagaimana Nazarudin menyeret Anas Urbaningrum.
4. Dan yang paling besar dampaknya adalah bagi Gerakan Politik yang sedang dilakukan oleh sekelompok TAIPAN yang ingin menguasai Indonesia.
5. Para Taipan ini telah berhasil mendudukkan Jokowi.
- Langkah 2019 adalah menguasai dengan lebih massive lagi. Jika Ahok menang di DKI maka 2/3 kemenangan sudah mereka kantongi.
- Menangnya Ahok menjadi bukti bahwa mereka bisa mengalahkan segala bentuk perlawanan yang ada di negeri ini. Menguasai Indonesia lebih sederhana dari pada menguasai DKI.
- Maka jika Ahok jatuh, ini akan menjadi kemunduran luar biasa bagi mereka. Kejatuhan Ahok juga akan menjadikan kekuatan Islam dan Nasionalis terkonsolidasi, yang sasaran utamanya adalah kembali kepada UUD’45.
- Jika Indonesia kembali ke UUD’45 yang asli, maka kekuasaan tidak akan mungkin mereka rebut. Hari ini, Allah berikan hadiah melalui Al Maidah 51. Percayalah, Indonesia bangkit!
Mari kita sebarkan dan sadarkan !!!
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment