Raja Salman: Tidak Ada Keluarga Kerajaan yang Kebal Hukum
Penjaga Dua Masjid Suci,raja Salman bin Abdul Aziz AlSaud, telah bersumpah bahwa pemerintahannya tidak akan memiliki toleransi untuk kasus korupsi di negaranya, dan bahwa ia serta anggota lain dari keluarga kerajaan Arab Saudi tidak akan kebal hukum.
“Di beberapa negara raja-raja dan kepala negara memiliki kekebalan dari tuntutan hukum. Tapi di sini (Arab Saudi) setiap warganegara dapat mengajukan tuntutan hukum terhadap raja, putra mahkota atau anggota lain dari keluarga kerajaan” kata raja Salman di Istana Al-Salam kota Jeddah pada hari Rabu (19/10/2016), saat mengadakan pertemuan dengan para pejabat anti-korupsi dan aktivis sektor publik dan swasta.
Raja Salman mengatakan bahwa ayahnya pernah digugat oleh warganegara Arab Saudi. (Mendiang) raja Abdul Aziz bersikeras membiarkan hukum berjalan atas dirinya, dan datang di pengadilan dengan penggugatnya, di mana mereka diperlakukan sama, tidak ada perbedaan status dalam mata hukum. Saat itu,kasus dimenangkan oleh raja (Abdul Aziz), tapi beliau telah menjalani kewajibannya di mata hukum. Sheikh Saad bin Atiq bertindak sebagai hakim dalam persidangan tersebut.
Dia (mendiang raja Abdul Aziz) mengatakan bahwa Allah akan memberikan pahala kepada warganegara yang menunjukkan kesalahan yang dilakukan oleh raja, pejabat pemerintah, atau masyarakat. Masyarakat dapat mengajukan keluhan mereka secara tatap muka, via telepon ataupun secara tertulis, katanya.
Raja Salman mengatakan bahwa ia menganggap hak-hak warganegara adalah “lebih penting” daripada hak dirinya sendiri, dan bahwa perlawanan yang nyata terhadap kejahatan korupsi adalah kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad sholAllahu’alaihiwassalam.
“Al-Qur’an dan sunnah merupakan dasar dari negara ini selama bertahun-tahun, dari zaman pemerintahan Muhammad bin Saud kemudian Turki bin Abdullah lalu diikuti oleh ayah saya (Abdul Aziz) dan kemudian Saud, Faisal, Khaled, Fahd dan Abdullah, dan pangeran mahkota Sultan dan Naif.” kata Raja Salman.
Raja Salman mengatakan Kerajaan Arab Saudi adalah tempat yang aman untuk semua orang. Beliau lebih lanjut berkata; “Terima kasih kepada Allah, konstitusi kita adalah Kitab Allah, Sunnah Rasul-Nya, dan contoh dari kalifahNya yang saleh. Terima kasih Tuhan, negara kita aman dan stabil, dan setiap warga negara bisa menggugat keluarga kerajaan dengan hanya menggunakan nama kami, tanpa gelar kehormatan, seperti yang pernah dilakukan oleh seorang warga negara ini yang telah menggugat ayah kami”.
“Aku berkata kepadamu, saya tekankan sekali lagi bahwa kebanggaan, kekuatan dan tanggung jawab negara ini bersandar pada kenyataan bahwa negara ini adalah kiblat di mana umat Islam di seluruh dunia berdoa (sholat), dan tempat di mana wahyu diterima oleh nabi Muhammad sholAllahu’alaihiwassalam. Wahyu itu datang dalam bahasa Arab untuk seorang nabi dari etnis Arab. Oleh karena itu, kita (Arab Saudi) memiliki tanggung jawab terbesar di dunia ini” tegas raja Salman.
Berbicara dalam kesempatan tersebut, Khaled Al-Muhaisin, ketua dari Komisi Anti-Korupsi Nasional Saudi (Nazaha) mengatakan: “Sejak terbentuknya Kerajaan Arab Saudi, tujuan utama dari pendiri bangsa ini,raja Abdulaziz, adalah untuk memerangi korupsi.”
Al-Muhaisin berkata bahwa mendiang raja Abdulaziz telah berpesan kepada warganegaranya jika mereka tidak mengajukan keluhan tentang kesalahan pejabat maka itu sama seperti mereka membiarkan dosa terhadap diri mereka sendiri. Pendiri bangsa ini telah menempatkan kotak pengaduan di gerbang rumah pemerintahan dan terus menjaga kotak tersebut dalam keadaan terkunci dengan baik agar warga tidak takut akan apapun dampak yang mungkin datang dari pejabat yang mereka keluhkan.
Al-Muhaisin mengatakan bahwa pesan dari raja Salman ini merupakan cahaya penuntun untuk Nazaha. Dia mengucapkan terima kasih kepada raja Salman karena mendukung kegiatan organisasi Nazaha, termasuk upaya untuk merevisi peraturan yang akan memperkuat mandatnya.
Arab News
0 komentar:
Post a Comment