Mengungkap Misteri Api Dingin Yang Menyelamatkan Nabi Ibrahim
Banyak ayat Al Qur’an yang menjelaskan sesuatu yang sampai sekarang belum bisa di jelaskan dengan akal pikiran manusia. Namun seiring dengan berjalanya waktu, duniapun mampu sedikit demi sedikit fenomena itu. Salah satu fenomena Al Qur’an yang sampai saat ini masih di pertanyakan kebenaranya adalaah Mu’jizat Nabi Ibrahim as. Mu’jizat Nabi Ibrahim yang sudah sering kita dengar adalah kemampuanya selamat dari api padahal konon menurut sejarah api ini menyala sampai tujuh hari tujuh malam, ini menunjukan betapa besarnya api yang digunakan pada waktu itu. Bila kita mempunyai jiwa yang tidak mudah membenarkan sebuah peristwa pasti kita sering bertanya, kenapa Nabi Ibrahim bisa selamat? Apakah dunia sains mampu menjelaskan fenomena ini? Sebagaimana diterangkan dalam Al Quran Surah al-Anbiya, ayat 69 :
قُلْنــَـا يَـــا ناَرُ كُـوْنِيْ بَرْدًا وَ سَلاَمــًا عَلَى إِبْرَاهِيـــْمَ ﴿ الأنبيــاء : ٦٩ ﴾
Artinya : “Hai api! Hendaklah dingin dan selamatkan Ibrahim!” (QS. Al Anbiya’ 17: 69)
Terjadinya api merupakan peristiwa pembakaran atau oksidasi. Peristiwa ini merupakan persenyawaan oksigen dengan unsur lain yang umumnya berupa karbon seperti metana, propana dan butana. Senyawa-senyawa ini jika bereaksi dengan oksigen akan menghasilkan panas dengan suhu tinggi dan juga pancaran energy yang menyala yang kita lihat sebagai api. Api menurut para ahli terbentuk karena adanya tiga unsur yaitu oksigen, bahan bakar dan panas. Untuk memadamkan api maka salah satu unsur tersebut harus di hilangkan atau dengan kata lain hubungak antara ketiga unsure tersebut harus di putuskan.
Unsur pertama oksigen. Udara di sekitar kita ini mengandung oksigen, yang sangat dibutuhkan oleh semua makhluk hidup. Jadi, oksigen tidak mungkin dihilangkan. Oksigen hanya bisa dipisahkan dari ketiga unsur api. Unsur kedua adalah bahan bakar. Bahan bakar bisa dihilangkan. Demikian juga panas. Bagaimana caranya ? Salah satu caranya, ya diguyur air.
Jika kita mengguyur api dengan air, maka apa yang terjadi ? Pertama-tama suhu panas, salah satu unsur segitiga api akan hilang dan menjadi dingin. Kemudian yang kedua, sebagian air yang dipergunakan untuk mengguyur akan menguap menjadi uap air. Nah, uap air inilah yang akan memisahkan api dari oksigen. Karena dua hal dari segitiga api, yaitu panas dan oksigen, tidak ada, padamlah api. Satu unsur hilang saja padam. apalagi dua. Pada peristiwa pembakaran Nabi Ibrahim mungkin unsure panas hilang atau putus dari rantai koneksi tiga unsure sehingga api tidak lagi menjadi panas melainkan dingin. Unsure yang hilang ini mungkin saja dalah unsure panasnya, tetapi unsure panas ini hilang ketika api membakar Nabi Ibrahim saja. Namun ketika api membakar kayu unsure panas ini tidak hilang.
Kita tahu di zaman Nabi Ibrahim belum di temukan gas LPG maupun minyak tanah. Ini berarti peristiwa pembakaran Nabi Ibrahim adalah dengan menggunakan kayu bakar. Potongan kayu banyak mengandung senyawa karbon yang mudah menguap termasuk menguapkan uap air dan kayu merupakan molekul organik. Molekul organik ini akan mudah jika di panaskan. Karena panas yang di keluarkan oleh api akan menguapkan semua senyawa organic volatile atau senyawa organik yang mudah menguap dan juga air. Sehingga yang didapatkan hanya senyawa karbon yang hampir murni dan karbon merupakan salah satu senyawa yang ringan.
Unsur ringan merupakan penghantar panas yang buruk sehingga dibutuhkan waktu yang lama untuk mentransfer panas dari bara ke kulit seseorang. Inilah alasan mengapa Nabi Ibrahim selamat dari api. Lain halnya apabila komposisinya bukan hanya dengan kayu melainkan mengandung unsur logam maka panas dengan cepat akan merambat ke kulit Nabi Ibrahim. Ini tidak mungkin, karena buktinya Nabi Ibrahim selamat dari peristiwa tersebut dan ini berarti hanya kayu yang di gunakan untuk membakar Nabi Ibrahim pada waktu itu. Terus apakah api itu menjadi dingin? Ini merupakan pertanyaan yang sedikit sulit untuk di jawab. Jika api itu menjadi dingin maka tidak mungkin kayu-kayu yang di gunakan untuk bahan bakar itu habis.
Dalam percobaan yang dilakukan di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) menunjukan bahwa api merupakan makhluk yang berbeda dan misterius bila terbakar dalam lingkungan yang kecil gravitasinya. Dijelaskan oleh Williams, pada percobaaan tersebut menghasilkan api, tapi nyala api itu sangat dingin, sebuah kejadian yang sama sekali tak terduga. Api itu membakar pada suhu relatif rendah antara 500 K sampai 800 K dan menunjukkan proses kimia yang benar-benar berbeda karena normalnya api menghasilkan jelaga, CO2 dan air. Tetapi pada nyala api tersebut menghasilkan karbon monoksida dan formaldehida. Ini memberi sedikit kesadaran bahwa jika kita mengkaji secara khusus tentang fenomena segala sesuatu maka kita akan mendapatkan hikmah dan tentunya pengetahuan baru yang nilainya sangat tinggi.
Kejadian ini memberi sedikit gambaran bahwa mungkin tempat dimana Nabi Ibrahim di bakar merupakan tempat yang mempunyai gravitasi yang rendah. Sehingga api tidak bisa membakar Nabi Ibrahim karena di sekeliling Nabi Ibrahim api menjadi dingin. Tetapi fenomena ini menjadi sedikit tidak masuk akal karena apabila gravitasi di tempat Nabi Ibrahim itu rendah maka dengan otomatis segala sesuatu di tempat itu akan melayang,tetapi ini bisa saja terjadi. Di belahan bumi ini mungkin ada satu daerah yang mempunyai gaya gravitasi bumi rendah. Dan salah satunya adalah tempat dimana nabi Ibrahim di bakar. Karena fenomena api dingin sampai sekarang baru di temukan di daerah yang gaya gravitasinya rendah.
Apakah peristiwa api dingin itu masih ada hingga saat ini? Menurur pendapat saya Jawabanya adalah masih, sampai sekarang ilmuan masih mengkaji bagaimana api itu terbentuk. Dan beberapa waktu lalu seperti yang dijelaskan diatas telah diadakan percobaan di lingkungan yang mempunyai gravitasi rendah dan di temukanlah fenomena api dingin yang mana akibat adanya penemuan tersebut di harapkan manusia lebih bisa mengerti tentang makhluk yang namanya api ini. Dan dari percobaan tersebut diharapkan para ilmuwan bisa semakin memahami bagaimana api tercipta. Dengan demikian maka bisa diterapkan pada pengapian kendaraan bermotor agar terjadi pembakaran yang bersih dan tentunya bebas polusi.
0 komentar:
Post a Comment