Terdakwa penembak mati seorang imam Muslim dan asistennya, di New York pada pertengahan bulan lalu, mengaku tak bersalah atas kasus itu.
Oscar Morel, 35, didakwa setelah menembak Maulana Akonjee, 55, dan Thara Uddin, 64, pada 13 Agustus lalu.
Akonjee dan Uddin ditembak di bagian kepala dari jarak dekat Ozone Park, Queens, ketika sedang berjalan pulang usai shalat berjama'ah di masjid Al-Furqan Jame.
Morel kemudian ditangkap serta dikenai tuduhan pembunuhan dan kepemilikan senjata ilegal.
Meski demikian, pihak berwenang AS belum juga mempublikasikan apa motif penembakan, yang selama ini jadi tanda tanya, apakah terkait kebencian pada Islam atau bukan.
Sementara itu pengacara pelaku, Michael Schwed, mengemukakan sebuah teori tentang kemungkinan penyebab pembunuhan.
Ia mengklaim telah diberitahu oleh sumber-sumber tertentu tentang "adanya masalah di masjid Al-Furqan Jame".
"Ada kemungkinan motif tertentu yang saya duga, bahwa ini tidak ada hubungannya dengan kebencian agama atau kriminal, dan justru tentang masjid itu sendiri, yang tidak terlalu menyukai sang imam. Saya tidak tahu apakah itu benar, makanya saya ingin penyidik menyelidikinya", klaim Schwed.
Mendengar ceritanya, para jama'ah masjid yang juga hadir di pengadilan hari Kamis mencemooh tuduhan Schwed terkait masalah internal masjid.
Mereka juga yakin pembunuhan dilakukan atas dasar kebencian, meskipun polisi belum mengungkapnya.
"Beliau (imam Akonjee) tidak punya musuh. Beliau berbicara hanya tentang agama, tidak ada politik sama sekali", kata Mostafa Eddin, salah satu jama'ah.
Morel saat ini ditahan tanpa kemungkinan bebas dengan jaminan, dan pengadilan atasnya dijadwalkan akan kembali digelar pada 18 Oktober.
Imam Akonjee, ayah dari tujuh orang anak, merupakan imigran asal Bangladesh yang tiba di AS beberapa tahun lalu. Ia dikenal rendah hati dan sangat religius. (AMNY/CNN Indonesia)
0 komentar:
Post a Comment