Kartu yang Akan Diterapkan Jokowi Gagal di Jakarta
Jakarta - Kampanye capres Joko Widodo (Jokowi) soal kartu pintar dan sehat dikritik beberapa pihak. Pasalnya program yang diklaim Jokowi telah berhasil itu ternyata masih bermasalah dalam penerapannya di DKI Jakarta.
"Program yang berlaku di Jakarta dan mirip dengan itupun belum berhasil," ujar pakar komunikasi politik Universitas Paramadina, Henri Satrio di Jakarta, Senin (16/6/2014).
Menurutnya, pengelolaan kartu Jakarta Pintar dan Jakarta sehat di kepemimpinan Jokowi di DKI Jakarta masih belum menunjukan keberhasilan. Bahkan program tersebut masih amburadul karena tak tepat sasaran.
Henri mengatakan, seharusnya Jokowi mengedepankan untuk mendorong produktivitas anak bangsa dalam visi dam misinya di Pilpres. "Kartu-kartu ini tidak inovatif," imbuhnya.
Lebih lanjut, Henri menilai tidak ada sesuatu yang baru yang menjadi nilai kuat dari Jokowi. Kalau pun itu adalah bluskan, maka sejatinya sudah tugas Gubernur untuk menyambangi warganya, dan hal itu juga dilakukan oleh kepala-kepala daerah lainnya.
Sebelumnya, juru tim pemenangan Prabowo-Hatta, Nurul Arifin menilai program ini sudah ada saat ini hanya berbeda nama, yaitu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarajan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
"Berkali-kali Jokowi mengeluarkan kartu Indonesia Sehat dan Indonesia Pintar seakan-akan itu ide dia, itu sama dengan program BPJS. Ide itu tidak orisinal," kata Nurul Arifin di Gran Melia, Minggu (15/6/2014).
Dia menuturkan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS adalah suatu produk besar yang digodok lintas partai. Kita hanya dibodoh-bodohi saja oleh Jokowi dengan kartu-kartunya,”lanjut Nurul.
Pernyataan Jokowi menurut Nurul, juga banyak besifat kontradiktif. Atau sering berubah-ubah. "Pada satu kesempatan dia bilang memperkuat sistem dibanding anggaran, kesempatan lain dia bilang akan memperkuat anggaran dibanding sistem," katanya.
Nurul mengatakan seharusnya Indonesia memiliki pemimpin yang punya solusi dan visioner.
"Prabowo berpikir besar dengan strategi besar. Indonesia membutuhkan pemimpin yang konseptual, menguasai masalah, visioner dan tanpa ragu untuk memberi solusi," tandasnya.[jat]
0 komentar:
Post a Comment