Gaya Komunis Wimar Witoelar Demi Jokowi-JK
Gaya Wimar Witoelar membela mati-matian capres/cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla, tidak ubahnya seperti orang komunis masa lalu di Indonesia. Wimar dengan begitu mudah mengumbar caci maki, hujatan dan hinaan kepada simbol Islam dan para tokohnya.
Pernyataan keras itu dilontarkan Direktur The Community Of Ideological Islamic Analyst (CIIA), Harits Abu Ulya, menanggapi pelecehan Wimar Witoelar pada sejumlah organisasi Islam beserta tokohnya di sosial media.
“Dengan diunggahnya gambar pelecehan Islam via media sosial itu menunjukkan kelas seorang Wimar Witoelar yang tidak dewasa, emosional dan sangat ngawur. Lebih tepatnya ini tindakan konyol dan bodoh,” tegas Harits kepada intelijen (19/06).
Tak hanya itu, menurut Harits, Wimar juga tidak memahami peta terkait dukungan elemen umat Islam terhadap salah satu pasangan capres-cawapres. “Misalkan, tidak mungkin HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) berada di belakang barisan Prabowo-Hatta. Begitu juga JAT (Jamaah Anshorut Tauhid) yang direpresentasikan oleh Ustadz Abu Bakar Ba’asyir. Saya berani taruhan leher saya untuk ini,” tegas Harits.
Wimar, kata Harits, telah melakukan generalisasi sebagai wujud kekalutan Wimar ketika melihat komponen umat Islam cukup respek kepada pasangan Prabowo-Hatta. “Ini sekaligus menampakkan sikap paranoid dan kebencian Wimar terhadap kekuatan politik Islam,” kata Harits.
Setelah heboh dengan banner di sosial media yang melecehkan sejumlah organisasi Islam, pendukung capres Joko Widodo, Wimar Witoelar, akhirnya menutup akun Twitter @wimar. Akun @wimar tidak bisa diakses.
Di sosial media, Wimar turut mengupload materi banner bernada provokasi di sosial media, di mana lambang-lambang organisasi Islam ditampilkan dengan mencantumkan keterangan “Gallery of Rogues.. Kebangkitan Bad Guys” (intelijen).
0 komentar:
Post a Comment