Ade Armando: Pendukung Prabowo Fasis
Ade akhirnya memberikan klarifikasi mengenai ungkapan “Potong Leher” yang pernah disampaikannya pada September 2013. Tapi, daripada memberi penjelasan, dosen UI ini menunjukkan sikap mirip seorang fasis dengan menuduh pendukung Prabowo sebagai fasis.
Menurut Ade, istilah potong leher yang ramai di media sosial selama beberapa bulan terakhir itu bermula dari sebuah diskusi pada September 2013. Ade diundang mengisi sebuah diskusi politik dan mengomentari PDIP yang belum juga mengajukan Jokowi sebagai capres.
“PDIP harus segara ajukan nama Jokowi sebagai Capres. Dijamin menang. Potong leher saya kalau Jokowi sampai kalah, kalau Jokowi maju sekarang,” katanya waktu itu.
Pendukung Gita Wirjawan yang kemudian mengaku simpatisan sejati Jokowi itu mengaku banyak orang yang meneror dirinya dengan menyebar berita bahwa dia siap memotong lehernya sendiri bila Jokowi kalah.
Ade merasa didzolimi sebab penyebar berita itu tak menampilkan berita secara utuh. Pernyataan potong leher itu menurutnya bersyarat.
Klarifikasinya di Kompasiana.com mendapat banyak penentangan. Ada yang berkomentar, penjelasan Ade tidak masuk akal. Ade mestinya tahu pilpres diadakan 9 Juli, bukan September, kata akun Bintang Hati. Dia memperkuat argumennya dengan mengutip kata-kata Ade sendiri. “… kalau Jokowi maju saat itu (September 2013), pasti dia akan menang karena dukungannya terhadapnya saat tinggi dan masih banyak waktu untuk menyiapkan diri.” Artinya, hingga Juli mendatang.
Jadi, penjelasan ade menurut Bintang Hati tidak bisa diterima. Taruhannya untuk memotong leher jika Jokowi kalah pada 9 Juli mendatang tetap berlaku.
Tapi Ade kekeuh. Dia malah menuduh semua pendukung Prabowo sebagai “fasis” dan “kurang pintar” daripada menanggapi secara argumentatif terhadap akun-akun yang menganggapnya keliru itu (tak perlu semua, cukup yang didukung alasan yang memadai).
Kata fasis digunakan Ade tak hanya dalam komentar tapi juga dalam isi tulisannya. Seperti Wimar, Ade ternyata orang gampang memberi stigma terhadap orang yang punya pilihan dan pandangan yang berbeda. Dengan begitu, Ade malah mirip dengan ciri-ciri orang yang dikutuknya; fasis.(Anna Muawannah/kompasiana)
0 komentar:
Post a Comment