Mengaku Tak Lagi Punya Rasa Takut, Tommy Soeharto Keluarkan Ancaman Sangat Serius untuk para Penjual Bangsa dan Negara


Putra bungsu mantan Presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra atau biasa disapa Tommy Soeharto, tampaknya terus mengamati perkembangan politik dan kepemimpinan di Tanah Air. Lewat akun Twitter-nya pada Selasa malam (9/12), Tommy pun membuat tamsil tentang pohon, yang bisa ditafsirkan sebagai Partai Golkar, partai yang menjadi pilihan politiknya.

“Di mana-mana, yang namanya pohon tidak bisa mengemis. Yang kemungkinan menjadi pengemis itu, ya, penduduk yang menumpang di sekitar pohon. Kalau pohon memakan kerbau, itu mustahil. Tapi, kalau kerbau memakan ranting dan daun pohon, itu baru lumrah,” tulisnya. Entah siapa atau apa yang dimaksud dengan “kerbau” dalam twit-nya itu. Apakah maksudnya PDIP? Entah.

Yang pasti, Tommy kemudian mengeluarkan ancaman. “Yang berencana memecah belah negara ini sebaiknya berkemas dan pergi dari negara ini. Karena, saya satu dari jutaan warga yang akan melawan Anda semua. Saya mungkin pernah menjadi tersangka/terpidanadan saya memutuskan menghadapinya dan tetap di sini. Kalau saya mau, bisa saja saya pindah. Semua karena kecintaan saya terhadap bangsa dan negara ini. Saya tidak ke mana-mana. Saya masih ada di sini dan bangga sebagai warga negara ini. Yang berencana menjual perlahan bangsa dan negara ini sebaiknya berpikir baik-baik. Karena, rasa takut telah lama pergi dari hidup saya,” katanya dalam beberapa kali twit-nya.

Ia juga mengatakan, mendukung bukan berarti harus membenarkan kebijakan khilaf. “Hanya simpatisan berpikiran sesat yang akan membiarkan pemimpinnya tersesat,” ungkapnya.

Sebelumnya, ketika ada follower-nya menyatakan keinginannya agar Tommy jadi presiden, Tommy pun menjawab dirinya tak bisa menolak jika memang Allah berkehendak. (Pur) DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment