Ini Cerita Fahri Hamzah Tentang Relawan PKS di Longsor Banjarnegara
Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah yang juga politisi senior Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengisahkan kegiatan sosial yang dilakukan relawan PKS dalam menangani musibah longsor, Dusun Jemblung, Sampang, Karangkobar, Banjarnegara. Melalui akun twitternya, @Fahrihamzah, pria dari Nusa Tenggara Barat (NTB) ini menceritakan kegigihan kader PKS dalam tanggap darurat bencana di Banjarnegara.
“Secara khusus saya ingin mengucapkan terima kasih kepada teman – teman relawanPKS, mereka yang punya semboyan #AYKTM apapun yang terjadi kami tetap melayani,” cuitnya.
Fahri pun memuji langkah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang dinilai memiliki prinsip bagus. “Kata beliau siapapun mau jadi relawan dipersalahkan asalkan betul – betul bekerja.Beliau tentu melihat teman - teman #relawanPKS begitu antusias dan mereka tidak membawa bendera, mereka memakai baju mirip dengan tim relawan dan milik Pemerintah. Hanya ada lambang kecil,” paparnya.
Menurut Fahri, para relawan PKS tersebut sangat aktif, mulai pencarian korban, pemulasaraan, hingga pemakaman. Ia pun menilai dan melihat bahwa semakin "tidak mudah" pekerjaan itu semakin banyak #relawanPKS di dalamnya.
“Bayangkanlah bagaimana membungkus kembali mayat yg hancur? (Maaf ya). Saya tadi masuk ke kamar pemulasaraan (Sy batu dengar istilah ini). Saya bertanya kepada mereka (para Akhwat) "dengan agama apa mereka diselenggarakan?", "semua muslim Pak!",” ungkap Fahri.
Fahri pun menilai dan mengapresiasi kinerja relawan PKS yang melakukan pemulasaraan jenazah korban bencana longsor tersebut. “Jenazah perempuan ditangani oleh tim perempuan dan yang laki ditangani oleh tim lelaki. Terlihat oleh saya mereka akrab sekali dengan seluruh aparat sipil dan militer,” katanya.
Hal Ini, kata Fahri, tentu juga tidak lepas dari kemampuan pak gubernur dan Pak bupati membangun kebersamaan. “Saya mengikuti teman2 sampai di ujung, sempat mampir ke markas kecil mereka. Nampak sekali kesibukan mengelola tim dan partisipasi yang begitu banyak,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Fahri mengakui bahwa dirinya yang kader PKS dengan relawan PKS lainnya sangat terbiasa dengan menangani bencana, bahkan sejak kuliah.
“Padahal, pada hari bencana itu datang, tak sempat kita berpikir politik dan bendera. Kita digerakkan oleh penderitaan orang lain atas musibah yang sedang menimpa. Bayangkan, tiba2 dalam tempo hanya 5 menit. 17 hektar tanah bergerak sepanjang 1,5 km. Dan dibatas tanah itu ada sekitar 35 rumah dan bangunan lain termasuk masjid. Ada manusia yg sedang kondangan. Maka semua disampu bersih, terseret dan tertimbun dalam tanah lempung basah,” papar Fahri.
Saat itu, imbuh Fahri, hanya ada satu pikiran, selamatkan nyawa Sebanyaknya dan temukan yang hilang. “Tentu kami yakin bahwa "barang siapa yg menghilangkan kesusahan orang, Tuhan akan hilangkan kesusahannya,” tandasnya.
Fahri pun begitu mengingat kejadian Tsunami di Aceh dan para relawan PKS yang dipimpin langsung oleh Presiden PKS Tifatul Sembiring. Kala itu, kata Fahri, relawan PKS ikut mengangkut ratusan ribu nyawa yang seketika melayang. “Apapun hasil pemilu kami tak peduli.Maka, saya berharap semboyan #AYKTM tetap kita pegang erat. Mari kita tetap bekerja untuk kemanusiaan, ada atau tidak ada partai politik,” ungkapnya.
Fahri menjelaskan dalam agenda kemanusiaan, para relawan PKS mengutamakan kesigapan menangani bencana. “Kalau berpikir warna, hampir semua pejabat politik terpilih di Jawa tengah bukan PKS bahkan bukan KMP. Kami tak peduli. Keluasan politik memang bisa memberikan kursi, posisi dan pengaruh. Tapi pahala hanya datang dari Allah SWT. Manusia tidak punya kuasa,” kata Fahri.
Di akhir twitnya, Fahri meminta para relawan PKS untuk senantiasa menjaga keikhlasan dalam beramal. “Mari kita jaga keikhlasan kita. Mari kita luruskan niat kita. Semoga Allah memberi kita semua kebaikan. Selamat berjuang saudaraku...jadilah pejuang kemanusiaan dan rahmat sekalian alam,” pungkasnya.
(http://artikel.pksjateng.or.id/index.php/read/news/detail/1878/Ini-Cerita-Fahri-Hamzah-Tentang-Relawan-PKS-di-Longsor-Banjarnegara)
0 komentar:
Post a Comment