Menghancurkan PKS


By: Nandang BUrhanudin
*****

Bagi saya, ragam peristiwa antarnegara di dunia Islam, satu sama lain saling terkait. Target terbesarnya adalah: menjauhkan Islam politik memegang kekuasaan di negeri-negeri Muslim. Uniknya, hampir semua gerakan Islam yang dihentikan dari kekuasaan memiliki hubungan pemikiran dengan Ikhwanul Muslimin. Contoh: Partai An-Nahdhah di Tunisia, Al-Ishlah di Yaman, IM di Mesir, dan IM di Jordania.

PKS sebagai partai berbasis gerakan Islam, menjadi target penghancuran. Cara menghancurkan PKS sangat mudah dan murah. Mau tahu? Caranya hanya dengan memudarkan ruh PKS. Apa itu ruh PKS? Minimal ada 3:

1. Individu Shalih dan Mushlih.
Ia adalah jiwa-jiwa yang memiliki spirit memperbaiki keadaan dengan aksi nyata di lapangan. Meyakini setiap langkah yang mengantarkan kepada kemaslahatan, bagian dari jihad. Tidak menunda jihad hingga sistem berubah. Individu ini awalnya adalah orang-orang awam biasa. Namun tersentuh pembinaan hingga terpatri pemikiran, kalau ada 1000 mujahid, ia salah satunya. Jika ada 100, ia salah satunya. Kalau 10, ia salah satunya. Kalau hanya ada 1 mujahid, maka dirinyalah mujahid itu.

Maka jiwa-jiwa yang terpatri pembinaan seperti di atas, selalu terpanggil menjadi yang terdepan dalam pelayanan terhadap masyarakat. Partai hanya sekedar atribut. Tidak membuat anggotanya hebat apalagi masuk surga, selama amal shalihnya di bawah biasa. Acap kita perhatikan, jiwa-jiwa shalih dan mushlih ini yang kemudian beraksi di medan-medan bencana. Terdepan dalam berbakti sosial. Mendirikan sekolah dan lembaga pendidikan. Walau untuk kehidupan sehari-hari mereka, jarang yang memperhatikan.

Jadi untuk menghancurkan PKS, mudah saja! Jadikan rakyat Indonesia sebagai rakyat maksiat. Kalaupun jadi rakyat yang taat, giring ia menjadi rakyat yang hobi menjilat. Atau rakyat yang berpangku tangan, mencaci maki keadaan, lalu membiarkan keadaan makin carut marut hingga umat Islam di Indonesia tidak lagi menjadi tuan di negerinya sendiri. Sebaliknya, untuk menjadi pendukung dakwah PKS tidak mesti menjadi kader PKS. Sebab "Ruh itu prajurit yang siap menjadi ujung tombak perjuangan!" Visi besar Islam akan mengantarkan pada satu tujuan: Izzul Islam wal Muslimin.

2. Keluarga yang Berprinsip dan Inspiratif.
Tatanan keluarga di PKS, menjadi elemen terpenting atau ruh-nya perjuangan. Suami, istri, anak-anak, ayah ibu, om-tante, keponakan-misan, dll adalah batu-bata perjuangan. Mereka dibentuk terbentuk dan membentuk generasi peradaban. Keharmonisan keluarga menjadi mainstream utama di PKS. Walau tak dipungkiri, masih jauh dari kata sempurna.

Mengapa keluarga menjadi mainstream utama? Islam sendiri menegaskan, keluarga adalah batu-bata sebuah bangsa. Sejak lama Yahudi menjadikan kehancuran Rumah Tangga sebagai target utama. Tak ada satu acara TV, melainkan berisi pesan penghancuran keluarga Muslim. Di titik ini, PKS nampak belum mampu mengimbangi pola Yahudi. Ke depan, blusukan pengurus inti PKS dan kadernya sangat ditunggu keluarga besar Indonesia. Tentu bukan sekedar ceramah, namun dengan sentuhan manusiawi yang menyegarkan buka taman di hati.

3. Militansi kader-kader.
Tak ayal, kader-kader PKS adalah ujung tombak perjuangan. Militansi modal utama yang hingga kini membuat iri ormas bahkan orpol lain di Indonesia. Maka target menghancurkan PKS adalah dengan menjadikan kader-kader PKS sebagai gerombolan "'ajzus tsiqat" (menurun tensi ketsiqohan) terhadap PKS dan para qiyadahnya. Kondisi yang masih bisa di'ilaj (terapi), namun jika dibiarkan akan menjadi bom waktu, cepat atau lambat.

Qiyadah PKS harus bersyukur, kasus kriminalisasi LHI (Presiden Partai waktu itu) dengan tuduhan kasus korupsi sapi, membuat kader PKS memiliki jargon AYTKTM (apapun yang terjadi kami tetap melayani). Maka para qiyadah PKS sedikit banyak harus merenung, mengevaluasi, sejauhmana tugas pokok dan fungsi sebagai qiyadah terlaksana optimal atau tidak. Jangan terulang, evaluasi hanya tajam ke bawah tapi tumpul ke atas. Dahulu, qiyadah-qiyadah PKS mencontohkan: mengenal kader-kader dengan silaturahmi, ziaroh, bahkan menginap di rumah-rumah kadernya. Entahlah, apa karena banyaknya hotel dan besarnya bujet, kesederhanaan dan keikhlasan rumah-rumah kader seakan terpinggirkan.

Pun, pendelegasian dan distribusi tupoksi harus seimbang. Jangan dipelihara istibdad haikali (kebekuan organisasi) dengan 4 L (Lu Lagi Lu Lagi). Karena istibdad haikali pada prinsipnya membonsai potensi kader-kader militan, jika tidak ingin disebut mematikan.

Sekali lagi, 3 elemen ruh PKS ini akan tetap menjadi target hingga hari Kiamat. Saya teringat seorang pakar Timur Tengah dari AS, Rose mengatakan, "Cara efektif menghancurkan gerakan Islam yang berkuasa adalah dengan membuat kesan kepemimpinan mereka gagal." Fahimtum? DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment