Huru Hara PKS


Partai yang satu ini tidak pernah berhenti dihujat, difitnah, dan diblack list oleh pihak-pihak yang penuh benci dan maki. Partai yang satu ini dianggap ancaman dan batu sandungan bagi para big boss, sehingga keberadaannya harus disingkirkan. Partai yang satu ini ibarat kembang pasir yang menjijikan dan menghalangi jalanan mulus bagi para tiran. Dialah Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Namun, dengan slogan khasnya #AYTKTM, PKS tetap eksis. Berdiri tegak siap melayani.

Isi artikel “Huru-hara PKS” ini merupakan kisah nyata yang dituturkan oleh teman saya, Daniel Heryanto, seorang katolik taat. Selama kurun waktu 2008-2013 Daniel melakukan observasi terkait Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan huru-hara yang menimpanya. Daniel melakukan observasi PKS di ranah Jawa untuk sebuah media internasional. Dia telisik struktur PKS mulai dari DPP, 5 DPW, 18 DPD (Banten, DKI Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim, dan DIY), 84 DPC, dan 406 DPRa. Dia juga menelisik karakter orang-orang PKS. Cara yang dilakukannya untuk mengetahui karakter orang-orang PKS adalah melihat dan mengamati kegiatan-kegiatan yang dilakukan PKS, mengadakan diskusi (obrolan) dengan pengurus PKS, para kader, serta masyarakat yang bersinggungan langsung dengan orang-orang PKS, termasuk Militer dan Kepolisian. KESIMPULAN yang didapat oleh Daniel: “Partai ini unik, warna Islamnya enggak abangan, tapi nasionalismenya melampaui partai-partai nasionalis. Cerdas, iya. Sopan, iya. Modern, iya. Sosialis (peduli sosial), iya. Terbuka (gaul dengan pihak-pihak yang beragam), iya. Malah gue kaget, suatu waktu pasmain ke DPP-nya (selagi masih di Mampang), gue ketemu sama ketua Walubi, terus dia bilang ‘Kami sering diskusi kebangsaan di sini bareng yang lain, dari Ormas Islam, DGI, dan budayawan’, karena penasaran, akhirnya gue masukin ke daftar ceklis. Gue harus ngadain kunjungan ke daerah lain juga. Ternyata meeeen, dengan skala yang beragam , komunikasi antar unsur dan komunitas masyarakat terjadi juga di wilayah-wilayah lain se Jawa. Hal inilah yang sering menjadi bahan kecemburuan beberapa pihak terhadap PKS, baik Ormas Islam maupun non Islam.”

Daniel menambahkan, “Dari hasil observasi gue, hal-hal negatif seperti radikal, garis keras, kaki tangan Timur Tengah, partai korup, itu cuma ‘stempel’. Maksudnya, partai ini dicap seperti itu, tapi tidak demikian dengan fakta di lapangan. Masyarakat yang mengatakan bahwa partai ini jelek ternyata mendapat sumbernya dari televisi dan koran. Waktu gue tanya ’apakah orang-orang PKS di daerah sini begitu?’ dan ternyata 100% menjawab ‘Ya, enggak sih’.

Tentang kasus kuota impor sapi yang belum lama menimpa PKS. Daniel punya cerita sendiri. Bahkan dia diceritain sama media-media luar, “Gue kaget banget dengernya, Men. Jadi,temen-temen bule gue bilang kalau kasus sapi merupakan threatment untuk mencegah PKS menang pemilu 2014. Ada kajian dari luar afiliasi yang menyatakan bahwa PKS akan menang di 2014 jika tidak ‘dioprek’. Kesimpulannya ‘OPREK PKS’ !!Pengoprekan ini melibatkan segitiga intelejen (*sensor). 20an nama pentolan PKS masuk daftar incaran, termasuk Aripinto dan Lutfi Hasan Ishaq (LHI). Kasus Aripinto yang beritanya buka-buka situs porno ketika sidang paripurna DPR, ternyata hanya jebakan semata. Wartawan yang menangkap aktivitas Aripinto membuka situs porno sudah datang ke PKS untuk minta maaf. Ia mengaku dipesan untuk mengirimkan situs porno ke email aleg PKS tersebut.”

Sedangkan kasus yang menimpa mantan Presiden PKS, LHI, dimulai dari kebijakan Menteri Pertanian, Siswono. Kebijakan Siswono ini terkait dengan pengurangan impor 6 jenis buah-buahan, 4 jenis sayuran, dan 3 jenis tanaman hias. Kebijakan ini bertujuan melakukan pemberdayaan dan memberikan kesempatan kepada para petani lokal dalam memenuhi kebutuhan pasar domestik. Kebijakan ini membawa kerugian bagi tiga negara. Selain ‘merugikan’ tiga negara adikuasa, kebijakan tersebut juga membuat cukong-cukong importir Indonesia berang. Mengapa? Karena dampak kebijakan menteri pertanian asal PKS membuat ratusan ribu ton produk mereka tidak dibeli oleh Indonesia. Akibatnya, devisa ekspor mereka ke Indonesia berkurang dan pengangguran bertambah. Guna menanggulangi masalah ini, ada pihak yang menekan pihak istana agar mengubah kebijakan pertaniannya dengan ancaman akan mengemplang pajak keluarga istana (berita ini di harian The Jakarta Post).

Akan tetapi, LHI lepas tangan. Menurut LHI, “Menteri itu pembantu presiden, bukan bawahan saya”. Alih-alih mengubah kebijakan pertanian, Siswono membuat lagi kebijakan pengurangan kuota impor daging sapi dengan alasan meningkatkan serapan produk lokal dan taraf hidup petani. Kebijakan baru ini membuat pihak-pihak tertentu semakin berang. Faktor inilah yang membuat PKS disikat. Menurut teman-teman bulenya Daniel, kasus ini sudah ada dalam skenario. “Makanya, walaupun engga terbukti ada peningkatan kuota impor sapi karena Siswono menolak dasar pemikiran yang dipakai oleh pengusaha untuk menambah kuota impor sapi dari 500 ribu ton menjadi 550 ribu ton, LHI tetap divonis melaukan korupsi impor sapi dengan hukuman fantastis. Logikanya kalau kuotanya engga naik, apanya yang dikorupsi? Kalau kata professor hukum pidana, berdasarkan fakta-fakta persidangan, harusnya LHI divonis melakukan upaya tindak korupsi dan paling tinggi divonis 1 tahun penjara. Hal ini dikarenakan negara tidak ada mengalami kerugian sama sekali.”

Daniel juga menambahkan bahwa madia TV mainstream memang punya kepentingan menjeggal PKS karena pemimpin-pemimpinnya maju dalam Pilpers 2014. (Rf/ccm/pksdepok) DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About MUSLIMINA

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

3 komentar:

  1. Betapa sadisnya orang Barat memfitnah PKS, dan betapa bodohnya orang yg mempercayainya.....

    ReplyDelete
  2. Ya Alloh,,bukakanlah hati, pikiran, mata, telinga, smua teman2,,agr dpt mngetahui kebenaran semua ini,,n dpt memilih dg benar, dg memilih partai yg benar jg,,berikanlah kputusanMu yg trbaik u Indonesia,,aamiin

    ReplyDelete