MAKNA KEMENANGAN AKP DALAM PEMILU LOKAL


Oleh : Ahmad Dzakirin

Seperti banyak diprediksikan bahwa perseteruan Erdogan versus Fethullah Gulen tidak banyak menggerus perolehan suara AKP dalam pemilu lokal, 30 Maret 2014. Bahkan, operasi anti korupsi yang dilancarkan elemen Gulenis dalam birokrasi tidak banyak mengubah preferensi politik rakyat Turki. Rakyat Turki tampaknya sebangun dengan persepsi yang dicitrakan Erdogan bahwa operasi 17 Desember adalah kepanjangan kepentingan aksi dengan menggunakan aktor-aktor lokal. 38 persen, namun sedikit lebih rendah dari pemilu legislatif 2011, hampir 50 persen.

AKP memenangi pemilu lokal dengan range perolehan suara, 44 hingga 47 persen. Perolehan suara ini lebih besar dari perolehan suara AKP dalam pemilu lokal 2008,

Kontestasi terpanas terjadi di Istanbul dan Ankara. Dua kota besar inimenjadi ajang pertaruhan kredibilitas AKP dan menjadi vocal point aksi massa anti pemerintah para lawan politik Erdogan. Apakah AKP bertahan atau sebaliknya meluncur turun laiknya papan seluncur dimata kaum urban dan terdidik.

Kemenangan AKP di Istanbul dan Ankara tak pelak membantah tesis nyinyir tersebut. Suara AKP ternyata tetap tak tergoyahkan. Tesis kebangkrutan AKP dikalangan melek politik dan urban tidak terbukti. Partai besutan Erdogan ini masih kuat mendapat mandat masyarakat Turki, termasuk bahkan dukungan di kalangan urban, terpelajar dan mayoritas kalangan konservatif yang menjadi basis utama konstituensi Erdogan maupun Fethullah Gulen sendiri.

Berikutnya, keinginan Gulen untuk mendelegitimasi AKP dan Erdogan gagal. Gerakan Hizmet bentukan ulama yang berdomisili di Pennsylvania, AS ini memang kuat secara sosial dan finansial di Turki. Namun, kampanye anti pemerintah oleh para Gulenis tidak banyak mempengaruhi pilihan mayoritas konservatif yang menjadi segmen pemilih paling luas di Turki. Pelbagai analisis menyebutkan suara AKP akan tergerus 5 hingga 10 persen karena faktor jejaring politik Gulen. Namun, fakta berbicara lain. Mayoritas kalangan konservatif dan kelas menengah ternyata memiliki pilihan rasionalnya tersendiri. Mereka tidak mengaitkan kedekatan kulturalnya dengan sang Hoca Gulen dengan preferensi politik. Mereka boleh jadi tidak menyukai style kepemimpinan Erdogan, namun ketidaksukaan itu tidak serta merta menghilangkan objective yang lebih besar.

Dapat dikatakan, sukses AKP dalam pemilu lokal kali ini, pertama, sukses konsolidasi mayoritas pemilih konservatif yang menjadi basis konstituensinya. Kedua, sukses konsolidasi internal. Kontribusi sangat penting itu ada dalam pilihan politik bijaksana, Abdullah Gul, tokoh berpengaruh kedua di AKP. Gul terang-terangan menolak provokasi kelompok sekuler dan Gulenis agar melawan Erdogan.

Kemenangan AKP ini adalah mandat bagi Erdogan dalam menjalankan agenda politik dan bahkan kepemimpinannya. Sayang, jika tokoh sekaliber Gulen gagal melihat siapa seharusnya yang layak menjadi sekutu sebenarnya untuk kepentingan Turki dan dunia Islam.

Wallahu a'lam. DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About MUSLIMINA

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment