PESAWAT DIDUGA MELEDAK DALAM KETINGGIAN TIDAK WAJAR
Berbagai media memberitakan secara cermat dan hati hati terkait misteri hilangnya pesawat MH370 beberapa waktu yang lalu terutama terkait perkembangan terakhir pencarian gabungan beberapa negara termasuk Malaysia, Autralia da China kearah titik penting berdasarkan pantauan satelit atau alat deteksi canggih masing masing negara.
Beberapa waktu yang lalu, tepapatnya 8 hari setelah hilangnya pesawat MH370 mantan presiden RI 3 sekaligus ahliteknologi pesawat, menyatayakan dengan tegas:” tidak perlu dilakukan pencarian terlalu jauh terkait hilangnya pesawat MH370, karena pesawat itu sudah hancur berkeping keping akibat meledak di udara pada ketinggian yang luar biasa. Daripada anggaran negara digunakan untuk pencarian pesawat, jauh akan lebih baik jika digunakan untuk alokasikan kebutuhan publik”.
Pernyataan Habibie tersebut membuat penafsiaran lain bagi banyak pihak terutama keluarga yang ditingalkan oleh korban. Karena pada saat ditanya lebih lanjut apakah jatuh dan meledak akibat komponen sayap pesawat yang rusak?Habibie mengatakan tidak?Habibie menegaskan ada kemungkinan karena sistem bahan bakarnya yang bermasalah/error.
PROSES PENCARIAN
VivaNews melalaui berita http://dunia.news.viva.co.id/news/read/493256-pencarian-pesawat-mh370-bisa-bikin-frustrasi/Selasa, 1 April 2014, 18:33, merilis judul Pencarian Pesawat MH370 Bisa Bikin Frustrasi
VIVAnews - Mantan Panglima Angkatan Udara Australia, Marsekal Angus Houston, memperingatkan pencarian puing pesawat Malaysia Airlines MH370 dapat berlangsung lama dan membuat frustrasi. Sebab, kendati proses pencarian telah dilakukan oleh beberapa negara di bagian barat daya Perth, Australia, namun hingga kini belum ada puing-puing pesawat nahas itu yang ditemukan.
Menurut stasiun berita Channel News Asia, Selasa 1 April 2014, Houston menilai ini merupakan operasi pencarian dan penyelamatan yang paling menantang yang pernah dia lakukan. “Saya mengatakan demikian karena titik awal di mana pun Anda melakukan sebuah pencarian dan penyelamatan merupakan titik akhir posisi kendaraan atau pesawat. Dalam kasus khusus, posisi terakhir sangat jauh dari lokasi pesawat dinyatakan hilang,” ujar Houston dalam sebuah jumpa pers.
Dia kemudian mencontohkan untuk menemukan kapal HMAS Sydney yang tenggelam di Samudera Hindia tahun 1941 silam, dibutuhkan waktu lebih dari 60 tahun.
“Jelas pencarian MH370 merupakan sesuatu yang tidak mungkin dapat terselesaikan hanya dalam kurun waktu dua pekan,” imbuh Houston.
Proses ini, lanjut Houston, dapat memakan waktu yang cukup lama. “Namun, di titik ini, sangat penting untuk mengejar semua petunjuk yang ada,” kata dia.
Houston menyebut dalam proses pencarian yang berlangsung di hari ke-25 terdapat 10 pesawat dan sembilan kapal, serta beberapa helikopter yang turut serta. Dia juga mengatakan tim gabungan SAR perlu meninjau kembali apa yang sebaiknya dilakukan, apabila puing-puing pesawat jenis Boeing 777-200 ER itu tidak ditemukan.
Sementara harapan tipis untuk menemukan pesawat MAS MH370 juga diungkap oleh Menteri Pertahanan Australia, David Johnston. Sebab, puing-puing pesawatnya saja masih harus dicari.
“Kami hanya memiliki waktu kurang dari satu minggu. Namun, itu semua tergantung kepada suhu dan kedalaman air serta tekanan. Karena hal itu lah yang dapat menentukan berapa lama baterai kotak hitam dapat bertahan,” ungkap Johnston kepada radio Australia.
BERPACU DENGAN WAKTU
Semua alutsista militer yang dikerahkan tengah berpacu dengan waktu, karena mereka khawatir sinyal dari kotak hitam akan segera menghilang setelah satu bulan berlalu. Sementara kapal milik Australia, Ocean Shield, harus melempar alat pelacak sinyal kotak hitam dengan kecepatan lima kilometer per jam.
Apabila puing-puing pesawat MH370 ditemukan, maka otoritas berencana akan menganalisa pola cuaca dan kondisi laut terbaru untuk melacak di mana pesawat tersebut jatuh.
Perkembangan terbaru, Departemen Penerbangan Sipil Malaysia telah mengoreksi kalimat terakhir yang terdengar dari ruang kokpit. Apabila kalimat sebelumnya diumumkan: “Baiklah, selamat malam”, maka kali ini dikoreksi menjadi “Selamat malam Malaysia tiga tujuh kosong”.
Akibat perubahan informasi itu, Pemerintah Malaysia kembali menjadi sasaran kritik warga Tiongkok di media sosial. Perubahan komunikasi di ruang kokpit, ujar seorang pengguna dunia maya, menunjukkan pejabat Malaysia plin plan dalam menyampaikan informasi.
“Pemerintah Malaysia bahkan tidak mampu mendeteksi kalimat terakhir dari ruang kokpit secara benar. Untuk apa kami kami berharap mereka dapat menyampaikan hal lain secara tepat?” ungkap seorang pengguna akun Twitter.
Sementara itu tribunnews.com merilis berita bertema: Penumpang MH370 Kirim Pesan Ditahan di Diego Garcia Oleh Militer
Tribunnews.Com - Hampir satu bulan lamanya misteri hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 belum juga terpecahkan. Perdana Menteri Malaysia Najib Razak sebelumnya sudah mengumumkan bahwa MH370 tujuan Kuala Lumpur-Beijing perjalanannya berakhir di Samudera Hindia dan tidak ada satupun penumpang yang selamat.
Namun kini mendadak muncul pengakuan dari salah seorang penumpang bernama Philip Wood. Ia menuliskan pesan di forum 4plebs.org.
Philip memposting pesannya 19 Maret 2014 atau usai 11 hari MH370 hilang. Isi pesan Philip pada intinya bahwa ia bersama penumpang MH370 lainnya saat ini berada di pulau Diego Garcia setelah pesawat yang ia tumpangi dibajak.
“Saya disandera oleh beberapa personil militer yang tidak diketahui darimana. Saya ditahan setelah pesawat dibajak. Saya sendiri kerja untuk IBM dan ketika pesawat dibajak lalu saya ditahan, saya menyembunyikan handphone saya di pantat. Sekarang saya ditahan di sel bersama ratusan penumpang lainnya,” kata Philip.
Warga AS tersebut juga sempat mengubah foto profilnya di forum 4lebs.org. Ia mengubahnya menjadi warna hitam pekat dan setelah ditelusuri ternyata foto terpasang pada tanggal 18 Maret 2014 pada pukul 20.49 malam waktu setempat.
Philip di akhir postingan fotonya yang menggunakan I Phone Apple 5 memberikan sedikit pesan.
“Profil foto sangat menarik, karena bukan saja hanya warna hitam pekat. Kamu bisa melihat noise jika dizoom. Saya berada di ruangan yang gelap,”ujar Philip.
Keyakinan bahwa foto yang diposting Philip adalah asli juga dibenarkan oleh salah satu jurnalis di situs jimstonefreelance.com/phillipwood.html.
Di situs tersebut jurnalis itu menegaskan bahwa foto yang diposting Philip bukanlah hoax.
Sementara itu di banyak sosial media banyak pengguna internet mencoba menganalisa foto-foto hitam yang diposting Philip Wood. Dari sekian banyak yang menganalisa, sebagian besar melihat ada bayangan mirip seperti manusia dan berjumlah tiga orang.
Diduga ketiga orang tersebut adalah penjaga sel tempat dimana Philip ditahan bersama ratusan penumpang lainnya.
Keanehan juga terjadi dalam informasi di situs resmi Bandara Diego Garcia. Di situs resminya www.amc.af.mil saat hilangnya MH370 pada tanggal 8 Maret 2014 mendadak terpampang di layar tidak ada jadwal penerbangan.
Namun setelah dicek sekitar tanggal 18 Maret 2014 saat dibuka kembali situsnya terlihat jelas jadwal penerbangan dari dan menuju Diego Garcia.
Adanya informasi tersebut menambah panjang deretan spekulasi dan misteri mengenai hilangnya Malaysia Airlines MH370.
Namun, dugaan Philip Wood berada di Diego Garcia bersama ratusan penumpang lainnya sangat cocok dengan deretan saksi mata yang melihat MH370.
Seperti misalnya pilot Boeing 777-200 yang menerbangkan pesawat menuju bandara Narita, Jepang sempat melihat 30 menit sebelum MH370 hilang. Pesawat Malaysia Airlines tersebut dilihatnya berada tepat di hadapannya pada tanggal 8 Maret pukul 01.30.
Berikutnya masih tanggal 8 Maret 2014 seorang nelayan Malaysia melihat pesawat terbang rendah menuju arah Selat Malaka.
Tidak lama setelahnya nelayan Indonesia juga melihat pesawat mirip Malaysia Airlines terbang rendah pada koordinat 05 derajat 21′94 N-98 derajat 18′61.30 E atau di sekitar wilayah Banda Aceh.
Pukul 06.15 pada hari yang sama seorang warga negara Maladewa yang tinggal di Kuda Huvadhoo mengaku melihat pesawat mirip Malaysia Airlines MH370 terbang rendah dari utara menuju tenggara, diduga menuju Diego Garcia.
Tulisan yang dimuat di rubrik opini kompasiana oleh Heru Andika berjudul “Teori Konspirasi Hilangnya Pesawat MH370″ melengkapi informasi penting guna mendukung dan mengungkap kejadian yang sesungguhnya.
Keanehan Pemberitaan Media
Penulis mengawali tulisan ini denganpersfektif lain yang nggak pernah diungkap oleh pemberitaan selama ini. Berita yang sering didengar dan lihat adalah?bahwa pesawat MH370 dengan jumlah penumpang 200 orang lebih dari beberapa negara sedang melakukan perjalanan dari Malaysia menuju Beijing China, kemudian beberapa saat setelah melakukan penerbangan pesawat tidak bisa dideteksi atau luput dari panatauan radar/satelit. Hingga hilangnya pesawat tersebut hingga saat ini terus dilakukan upaya pencarian oleh masing masing negara termasuk termasuk USA.Pemberitaan ini kelihatan sangat teknis dan menyederhanakan pokok permasalahan sesungguhnya, padahal dibalik semua itu sebenarnya sudah ada kronologi/kejadian yang sesungguhnya jauh jauh hari atau pada saat setelah tidak ditemukan pesawat MH370. Bahkan dalam uraian tulisan ini penulis mengungkapkan siapakah aktor utama misteri hilangnya pesawat tersebut.
Semua Berawal dari Sini
Saat Pasukan Amerika Serikat menarik diri dari Afghanistan, salah satu dari peralatan komunikasi untuk komando dan pengendalian yang biasa digunakan untuk mengendalikan pesawat UAV mereka (ingat ! ini salah satu senjata yang dikabarkan digunakan untuk menyergap Osama Bin Laden) dibajak oleh gerilyawan Taliban.
Pembajakan ini dilakukan saat gerilyawan Taliban mencegat iring-iringan kendaraan militer pasukan AS yang hendak bergerak pulang ke AS, menuju bandara di suatu daerah perbukitan di Afghanistan.
Serangan gerilyawan Taliban tersebut menewaskan 2 personil militer AS, merampas segala peralatan militer yang penting termasuk yang bersifat “rahasia”, yaitu “command and control system” yang tersebut di atas, seberat 20 ton dan sedang di pak terpisah dalam 6 peti kayu. Peristiwa ini berlangsung pada bulan Februari 2014. Sayang tanggal pastinya tak disebutkan.
Gerilyawan Taliban menginginkan uang dari hasil penjualan “senjata rahasia” tersebut.
Kepada siapa?
Siapa lagi jika bukan Russia atau RRC. Dan pemerintah China adalah pemenang nya. Mereka berani bayar mahal, dan segera mengirimkan 8 orang agen intelijen nya ke Afghanistan, markas Taliban setempat, dan melakukan analisa dan cek fisik atas “barang dagangan” yang ditawarkan.
Kesepakatan bisnis dicapai, jutaan US Dollar dikabarkan dibayarkan kepadagerilyawan Taliban.
Bayangkan! Dengan alat itu, jika berhasil menemukan “cracking code” nya…..berhasil mempelajari titik kelemahannya, atau bahkan membuat tiruannya, betapa tidak berguna nya UAV (Pesawat intai tanpa awak/drones) milik AS di medan perang manapun. Apalagi jika berkonflik dengan RRC !!
Singkat kata, diputuskan lah bahwa keenam peti kayu berisi peralatan komando yang dianggap senjata rahasia rampasan perang tersebut, entah bagaimana suatu hari di awal Maret 2014, transit di kargo Kuala Lumpur International Airport, Malaysia, untuk selanjutnya dibawa ke Beijing RRC, sebagai kargo samaran…..rute pengirimannya pun tak langsung dari Afghanistan yang lebih dekat ke RRC, namun di “putar” terlebih dahulu ke Malaysia agar tak mencurigakan pihak AS dan sekutu nya.
Namun sebelum dibawa langsung ke Beijing, kargo tersebut dititipkan sementara di Kedubes RRC di KL,Malaysia.
Sementara itu pemerintah AS melalui badan intelijennya seperti CIA, dan NSA tak tinggal diam.
Mengetahui ada “senjata rahasia berbahaya” yang hilang dicuri, mereka pun segera mengontak sahabat karib mereka…Agen Rahasia Israel yang terkenal kehandalannya di dunia intelijen internasional sejak tahun 1950-an. Mereka berhasil menjejaki dan melacak keberadaan kargo “tak wajar” ini di Malaysia. Dan mereka memutuskan untuk membuntuti lalu merampas balik di saat yang tepat. Bila perlu dengan teknik sabotase ataupun pencegatan konvoi ala gerilyawan Taliban di atas.
Di sisi lain, Pemerintah RRC memutuskan hanya menyimpan kargo “tak wajar” selama satu hari. Diputuskan bahwa kargo ini akan “dititipkan” pada pesawat terbang sipil yang tak mencurigakan, untuk menghindari agen intelijen AS yang mereka sadari tak akan tinggal diam.
Singkat kata dipilihlah, flight Malaysian Air System (MAS) nomor penerbangan MH-370, yang terbang menjelang tengah malam dar KL, dengan ETA (estimated time arrival) di Beijing sekitar 4,5 jam setelah lepas landas dari KL. Mungkin sekitar pukul 5 atau 6 pagi waktu Beijing.
Di dalam daftar penumpang, diisukan terdapat 5 WN AS dan agen rahasia Israel (MOSSAD) yang telah terlatih dengan pengendalian pesawat terbang Boeing. Dicurigai, dua WN Iran yang menggunakan passport curian, sebenarnya adalah para agen Israel yang menyamar tersebut.
Dengan kecanggihan alat sadap mereka….dicurigai, pada saat kontak terakhir co-pilot Fariq dengan tower KLIA menjelang perbatasan Vietnam pukul 01.30 waktu Malaysia, saat itulah para agen rahasia AS tersebut melakukan jamming signalterhadap sistem pengendalian dan komunikasi pesawat, serta mengambil alih kemudi pesawat dengan remote control.
Dikabarkan, setelah peristiwa Menara WTC 9/11 tahun 2001, seluruh pesawat Boeing dihubungkan dengan sistem remote control agar pesawat dapat dikendalikan oleh pihak selain pilot, dari darat (tower) ataupun pesawat intai militer seperti AWACS.
Tujuannya untuk menghindari pembajakan pesawat yang mengambil alih kemudi pesawat seperti peristiwa tanggal 9 September 2001. Kendali pesawat dapat dilumpuhkan dari dara atau pesawat AWACS yang mengikuti pesawat yang dibajak, sehingga diharapkan upaya pembajak mengarahkan pesawat sesuai keinginan mereka, dapat dicegah.
Kelima agen rahasia AS dan Israel tersebut mengambil alih sistem kemudi pesawat segera, dan membelokkan arah penerbangan ke arah barat. Mengapa?
Ini misi hendak menyabot operasi intelijen RRC. Maka adalah hal konyol jika terbang menuju timur seperti Filipina dan Guam yang sebenarnya terdapat pangakalan militer AS yang dapat dengan mudamenyelamatkan/mendaratkan pesawat tersebut. Namun rutenya harus melalui Laut China Selatan yang saat ini sedang habis-habisan dipantau oleh segenap radar maupun alutsista RRC, akibat konflik sengketa wilayah yang melibatkan 6 negara, termasuk RRC dan Filipina.
Radar militer milik Malaysia, Thailand dan India sebenarnya telah melacak pesawat “tak dikenal” saat itu. Namun sayang nya reaksi mereka tidak cepat atau memang dibuat begitu?
Pesawat MH 370 terbang di atas laut Sumatra Utara, Kep. Anambas Selatan India dan mendarat di Maladewa untuk isi avtur (Inilah yang menyebabkan beberapa nelayan di wilayah tersebut bersaksi sempat melihat “penampakan” pesawat tersebut.
Tujuan selanjutnya, pesawat Boeing 777-300 ER MAS flight MH 370 beserta seganap awak, penumpang dan terutama kargo nya, akan diterbangkan ke pangkalan militer AS dan Inggris di pulau atol Diego Garcia di tengah Samudera Hindia. Yang hanya beberapa ribu kilometer jaraknya dari Maladewa. Lebih dekat daripada jarak KL-Beijing.
Di sana, kargo dipindahkan, diduga juga bersama Black Box nya agar pesawat tak terlacak jika jatuh.
Dari Diego Garcia, pesawat selanjutnya diterbangkan lagi, kali ini melaui perangkatremote control yang dimiliki US Air Base Diego Garcia, berarti juga kelima agen rahasia dan kargo “curiannya” tetap di P. Diego Garcia.
Sementara awak pesawat dan penumpang entah disengaja atau tak sengaja, dibuat tak sadarkan diri akibat kekurangan oksigen. Hal ini dapat dilakukan sesuai teori seorang ahli penerbangan tanggal 12 Maret 2014, dengan menerbangkan pesawat di atas ketinggian normal seperti 45.000 kaki (ketinggian normal pesawat jenis ini adalah 35.000 kaki). Pada kondisi seperti itu, manusia di dalam pesawat bukan hanya dapat pingsan….namun tak menutup kemungkinan tewas, karena kehabisan oksigen akibat tipisnya tekanan udara.
Misi rahasia ini tak boleh meninggalkan saksi.
Pesawat kemudian dijatuhkan ke tengah Samudera Hindia dengan kecepatan tinggi, sehingga hancur berkeping-keping.
Jika melihat ulasan di atas, sebenaranya kesimpulan-kesimpulan dan dugaan yang selama ini beredar sudah “menyerempet-nyerempet” ke sana. Namun sengaja dibuat simpang siur, karena memang para pelaku tak ingin segra ketahuan.
Diarahkan dulu mencari ke Laut China Selatan, lalu bergeser ke arah barat, yaitu Selat Malaka, lalu lama-lama informasi digiring ke arah Samudera Hindia, setelah sebelumnya sempat dicurigai mengarah ke utara (Kazakhstan yang letak nya berdekatan dengan Afghanistan !!)
Di sisi lain, mereka juga tak akan nyaman jika pesawat tersebut hilang tanpa jejak…..oleh karena itulah AS kemudian mengarahkan negara sekutunya, yaitu Prancis dan Australia untuk mendapatkan “titik terang” dimana seahrusnya mencari pesawat MH 370 yang hilang tersebut.
Sekitar 2.500 km sebelah Barat Perth, sebagaimana yang heboh ditelusuri pesawat militer, kapal dagang sipil dan kapal perang dari India, Norwegia, Australia, Jepang, RRC dan AS (nah ini nih biang keroknya), selama seminggu terakhir ini.
Hampir saja mereka keduluan RRC, yang penginderaan satelit militernya ternyata tanggal 20 Maret 2014 lalu juga sempat mengindera objek mengapung pada lokasi yang berdekatan dengan yang ditemukan oleh satelit Inggris, Prancis, dan Australia sebelumnya.
Perhatikan betapa besarnya upaya pengarahan alutsista RRC dalam mencari pesawat yang membawa 120-an warga negaranya ini. Namun untuk apa, RRC yang dikenal amat menjaga kerahasiaannya sampai terpaksa mengumbar segala alutsista nya seperti pesawat intai militer Il-76 Ilyushin, kapal perusak anti rudal sepanjang lebih dari 150 meter, kapal perang canggih lainnya. Jangan-jangan kapal selam mereak pun ikut “turun gelanggang”.
Ya, diduga karena ada kargo “khusus” yang amat mereka tunggu kedatangannya, terbawa di pesawat nahas tersebut, dan mereka harus adu cepat menenmukannya sebelum pihak AS dan sekutunya menemukannya dan merebut balik.
Ini semua hanyalah sebuah teori konspirasi dari seseorang pengamat intelijen Indonesia yang tak sudi disebutkan identitas nya.
Itulah sebabnya hingga hari ini, banyak pihak di Indonesia baik pengamat dunia penerbangan, praktis seperti ketua asosiasi, pilot, petugas ATC, termasuk keluarga korban yang masih tak percaya pesawat jatuh karena kerusakan teknis, malah ada yang menganggap penumpang masih hidup, tak peduli pidato pernyataan PM Malaysia Najib Razak tanggal 24 Maret 2014 yang mengatakan bahwa kemungkinan tak ada yang selamat dari keceakaan tersebut.
Realita
Jika kondisi di atas benar faktanya, maka seluruh keluarga korban yang ditinggal tidak hanya menutut Malaysia untuk bertanggungjawab, namun pihak USA dan mitranya harus bertanggungjawab juga. Peristiwaini juga bisa diambil garis kesimpulan, bahwa USA sangat ketakutan dengan kekuatan besar ASIA jika senjata yang dirahasiakan tersebut jatuh ketangan China.Oleh sebab itu jatuh dan hilangnya pesawat MH370 merupakan bagian dari perang kekuatan teknologi antara USA dan Asia dalam posisiini?siapakah yang sebenarnya TERORIS?
Dan sejarah akan terus mengenang peristiwa ini dan menempatkan USA sebagai penyebab hilangnya pesawat dan menjadi musuh utama bangsa China. Mari kita lihat apakah ending dari peristiwa ini?
Oleh : Saefuddin Sae/kompasiana
0 komentar:
Post a Comment