Warga lalu lalang menyiapkan ritual sesaji. Sejumlah gunungan yang dirangkai dari jajanan pasar dan hasil bumi pun siap di arak.
Acara dibuka dengan tarian sejumlah gadis, lantas sesaji-sesaji diarak warga lereng gunung. Ada lima desa yang hadir dalam sesajian, yakni desa sugihwaras, desa babadan, desa ngancar, desa panpantoyo, dan desa sempu. Semuanya terletak di lereng gunung kelud dengan wilayah kecamatan ngancar.
Di lokasi itu setiap bulan suro pada penanggalan jawa, warga lereng gunung selalu mengadakan ritual sesaji untuk memohon perlindungan dari letusan gunung kelud.
Namun, ritual kesyirikan tersebut tentu malah membuat pemilik alam Allah Swt murka. Akhirnya pada Kamis (13/2/2014), gunung Keludpun meletus dengan suara yang sangat dahsyat dan mengeluarkan ratusan ribu kubik material vulkanis.
Hingga Ahad (16/2/2014) kemarin, ribuan warga mengungsi dan korban tewas gunung Kelud sebanyak 7 orang.
Menurut relawan Forum Umat Islam (FUI) untuk bencana alam, Ustaz Bernard Abdul Jabbar, ritual sesaji merupakan perbuatan syirik yang justru akan mengundang azab Allah.
"Dalam surat ar Rum ayat 41, Allah Swt menjelaskan bahwa kerusakan (berupa bencana) di darat dan lautan itu disebabkan oleh perbuatan manusia. Para ahli tafsir menerangkan yang dimaksud perbuatan tangan manusia ini diantaranya ialah berupa kemusyrikan dan kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia. Dan bencana ini adalah teguran agar manusia kembali ke jalan Allah (meninggalkan syirik dan maksiat)," papar ustaz Bernard kepada Suara Islam Online, Senin (17/2/2014)
"Syirik harus segera ditinggalkan karena itu adalah perbuatan dosa yang paling besar, dan tidak akan diampuni sebelum pelakunya bertobat," pesan ustaz Bernard.(suara-islam)
nah itu lah adat Jawa,, susah dipisahkan kalo sudah mendarah daging.. (sudah jelas itu melenceng dari agam)
ReplyDelete