Masjid Al Farooq Di Bom Saat Subuh, Pemerintahan Trump Tak Bilang Aksi Teroris, Standar Ganda
Publik Amerika Serikat (AS) mengecam sikap standar ganda pemerintah presiden Donald Trump saat masjid di Minnesota dilempari bom saat jamaah akan salat Subuh.
Pemerintah Trump jadi bahan kecaman di media sosial AS karena tidak bereaksi atas pengeboman tempat ibadah warga Muslim pada Sabtu pekan lalu itu.
Masjid Dar Al Farooq di Bloomington, Minnesota, dilempari improvised explosive device (IED) atau bom rakitan melalui jendela. Bangunan tempat ibadah itu rusak, tapi tak ada korban jiwa.
Ada sekitare 15 sampai 20 orang di dalam bangunan saat serangan terjadi. Biro Investigasi Federal (FBI) telah mengirim agen untuk melacak siapa yang berada di balik serangan tersebut. FBI mengonfirmasi, ledakan diakibatkan oleh lemparan IED.
Sejumlah warga AS mempertanyakan mengapa Presiden Donald Trump gagal menanggapi apa yang mereka gambarkan sebagai ”serangan teroris” yang menargetkan warga Muslim.
Mark Follman, seorang editor majalah Mother Jones, menyindir Trump yang bungkam atas serangan di tempat ibadah itu.
“Ternyata ada bom teroris di Minnesota hari ini (Sabtu). Coba tebak mengapa Trump tidak mengatakan apa-apa tentang hal itu,” tulis Follman melalui akun Twitter-nya, @markfollman, yang dikutip Senin (7/8/2017).
”Pada masa normal, pemboman rumah ibadah dengan IED tidak akan dikenali oleh presiden AS,” lanjut Follman, setelah mem-posting daftar serangan sebelumnya yang dilakukan oleh penyerang sayap kanan yang juga tidak ditanggapi Trump.
Pengguna media sosial lainnya, Marty Parrish, via akun Twitter-nya, @Marty_Parrish, bertanya; ”Apakah saya merindukan pernyataan Trump tentang kekhawatiran korban bom dan jamaah masjid ini? Apakah dia peduli?".
Tapi, Trump bukanlah satu-satunya target kemarahan publik. Media-media AS yang kurang dalam memberitakan kejadian itu juga dikecam.
Setelah rentetan kecaman bermunculan, beberapa media AS kemudian mempublikasikan cerita tentang serangan tersebut. Tapi, hal itu tidak meredakan amarah publik.
Seorang pengguna Twitter, Brown Saraah, melalui akun-nya, @Brown_Saraah, menulis; "Seseorang mengebom sebuah masjid di Minnesota baru-baru ini. Anda mungkin tidak mendengar tentang hal ini karena media mainstream suka mengutuk Muslim.”
Aktivis Simran Jeet Singh menuduh media menghindari istilah "terorisme" dalam kejadian tersebut.
”Apakah Anda bercanda dengan judul ini sekarang? Tidak bisakah Anda menyebutnya terorisme karena umat Islam adalah sasarannya? Mengapa berstandar ganda?,” katanya menanggapi sebuah artikel New York Times, yang menggunakan istilah ”ledakan” untuk menggambarkan serangan tersebut.
Bersamaan dengan ramainya kecaman publik atas sikap pemerintah AS terkait serangan bom di Masjid Dar Al Farooq, Gubernur Minnesota,Mark Dayton, menyatakan serangan itu sebagai aksi terorisme.
Gubernur Dayton, bersama dengan delegasi pejabat publik yang mengunjungi masjid menyerukan masyarakat untuk bersatu melawan serangan semacam itu.
”Tindakan yang mengerikan, sombong, pengecut itu dilakukan,” katanya.
”Ini adalah tindakan kriminal terorisme,” ujar Dayton, yang juga menggambarkannya sebagai kejahatan kebencian yang tak termaafkan, seperti dilansir Reuters, Senin (7/8/2017). (sn)
0 komentar:
Post a Comment