Jokowi Larang Hoax, Pengamat: Seword Kok Dibiarkan? Artinya Jokowi Ambigu
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjukkan tebarkan ancaman terhadap orang-orang yang mengkritiknya di media sosial (medsos) dengan meminta untuk hati-hati.
“Jokowi itu ambigu, minta hati-hati menulis di medsos tetapi pendukungnya menyebarkan fitnah bahkan ada media seword dibiarkan saja,” kata pengamat politik Ahmad Baidhowi kepada suaranasional, Rabu (9/8).
Kata Baidhowi, masyarakat akan melakukan perlawan kepada penguasa jika Presiden Jokowi bersikap mendua dalam menyikapi situasi di medsos.
“Pro Jokowi yang menyebarkan fitnah dan mengancam membunuh harusnya juga ditangkap,” ungkap Baidhowi.
Menurut Baidhowi, masyarakat yang mengkritik Jokowi di medsos sebagai bentuk kekesalan terhadap penguasa saat ini.
“Jokowi sebagai pejabat negara harus menerima kritik apapun,” pungkas Baidhowi.
Presiden Jokowi berpesan kepada seluruh masyarakat Indonesia, terutama generasi muda untuk berhati-hati dalam membuat status di media sosial.
“Remaja hati-hati membuat status. Apa akan menyebabkan sakit hati orang lain? Apa niatnya langsung mencela mencemooh? Itu jangan,” ujar Jokowi di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur, Selasa (8/8)
Jokowi Anti Hoax Tetapi Istana Gandeng Seword, Situs Penyebar Hoax Kok Dipelihara?
Berdasarkan selebaran yang beredar, situs Seword, yang penulisnya sering menyebar tulisan hoax, bekerjasama Seknas Jokowi menggelar lomba penulisan dengan tema “Pancapaian Jokowi”. Kerjasama ini bisa menjadi sinyal bahwa pihak Istana telah
memelihara Seword sebagai situs hoax, fitnah, dan adu domba. Apalagi salah satu pejabat di Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Eko Sulistyo turut menjadi juri.
Penegasan itu disampaikan pengamat politik Muslim Arbi kepada intelijen (31/05). “Saya baca ada selebaran lomba tulisan, penyelenggaranya situs Seword dan Seknas Jokowi serta jurinya dari KSP. Ini artinya Istana telah memelihara situs hoax,” tegas Muslim Arbi.
Menurut Muslim, situs Seword dikenal dengan tulisan fitnah dan adu domba. “Bahkan pernah dilaporkan oleh Perindo karena sebarkan fitnah, tetapi tidak ditindaklanjuti polisi,” ungkap Muslim.
Kata Muslim, Presiden Joko Widodo melarang hoax, tetapi media yang menyebarkan fitnah dan berita bohong justru “dipelihara”. “Artinya larangan Jokowi sebarkan hoax dilanggar Jokowi sendiri?” tegas Muslim.
Terkait hal itu, Muslim mendesak pemerintah bertindak adil terhadap situs-situs penebar hoax seperti Seword dan Gerilya Politik. “Jika tidak, berarti rezim saat ini penuh dengan kebohongan. Kalau mau adil situs-situs seperti Seword, Gerilya Politik juga diberantas,” pungkas Muslim.
Dalam selebaran yang beredar, situs Seword bekerjasama dengan Seknas Jokowi mengadakan lomba penulisan “Pencapain Jokowi”, dalam rangka menyambut 72 tahun emerdekaan Indonesia.
Deputi IV KSP, Eko Sulistyo, terdaftar sebagai salah satu tim jurinya. Direktur Seword, Alifurrahman Asyari juga menjadi salah satu juri.
Uniknya lagi, pemenang lomba akan mendapatkan sertifikat dari Dewan Pertimbangan Presiden Sidarto Danusubroto.
0 komentar:
Post a Comment