Ditinggal Umat Islam, Nasdem Terancam Turun Elektabilitasnya Jika Tetap Membela Viktor
Pengamat politik Network for South East Studies (NSEAS), Muchtar Effendi Harahap menilai pernyataan politikus Partai Nasdem, Viktor Laiskodat yang menyebutkan kalimat 'Kita bunuh pertama mereka sebelum kita dibunuh' tidak wajar, salah, dan sarat kekerasan.
"Sudah pasti tidak wajar dan salah perkataan Viktor 'bunuh sebelum kita dibunuh' itu. Ini perkataan mengancam dan sarat kekerasan," Ujar Muchtar seperti dilansir Republika, Sabtu (5/8/2017).
Muchtar yakin kalau Partai Nasdem tidak akan memasang badan untuk Ketua Fraksi Nasdem tersebut. Menurut Muchtar, Viktor hanya seorang diri. Selain itu, sangat tidak rasional dari persepektif perebutan kekuasaan dan segmen pemilih untuk Pemilu 2019 jika Partai Nasdem memasang badan untuk Viktor.
"Masalah ini bisa merembet ke isu agama. Bisa melemahkan pengaruh Nasdem di daerah basis umat Islam dominan, seperti di Aceh, Sumatera Barat, dan lainnya. Isu tersebut juga bisa digunakan lawan politik Nasdem untuk men-downgrade elektabilitas Nasdem hingga di bawah empat persen," papar Muchtar.
Senada dengan Muchtar pengamat politik Ahmad Setiawan juga mengungkapkan bahwa jika Nasdem mempertahankan dan membela Viktor maka akan ditinggalkan oleh konstituen Muslim.
"Pemilih Muslim bisa dipastikan akan meninggalkan Nasdem jika tetap mempertahankan dan membela Viktor. Dahulu mendukung penista agama ahok, sekarang membela Viktor" jelas Ahmad kepada Islamedia, senin(7/8/2017).
Sebelumnya, Viktor telah mendapat protes dari banyak pihak. Ini setelah pidatonya yang menyudutkan Gerindra, PKS, PAN, dan Demokrat menjadi viral di media sosial. Viktor pun dilaporkan ke Mabes Polri atas ucapannya tersebut.
Dalam video itu, Viktor menyinggung soal kelompok intoleran dan upaya mendirikan khilafah. Menurutnya, dalam gerakan khilafah semua wajib shalat dan tak ada perbedaan. Belum ada penjelasan langsung dari Viktor ihwal video tersebut.[islamedia]
0 komentar:
Post a Comment