Surat Seorang Mahasiswi untuk Para Cendekiawan Muslim atas Kejadian Aleppo
Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.. Surat ini saya tulis kepada bapak dan ibu, para doktor, profesor, dan cendikiawan muslim yang semoga selalu dalam keridhoan dan perlindungan Allah subhanahu wa ta’ala.
Perkenalkan Bapak dan Ibu, nama Saya adalah Astriva Novri Harahap. Saya adalah seorang mahasiswa muslim yang sedang gundah melihat kemirisan yang sedang terjadi di negeri ini.
Bapak dan Ibu yang saya hormati, bukan menjadi suatu rahasia lagi bahwa dunia ini sedang mengalami pergolakan yang serius, terutama dengan apa yang terjadi di timur tengah, khususnya di Suriah. Mungkin kebanyakan dari Bapak dan Ibu sudah mengetahui apa yang terjadi di Suriah umumnya, dan di Aleppo khususnya.
Ya, Pak, Bu, yang terjadi di Aleppo bukan hanya sekedar perang biasa, tetapi pembantaian! Rezim Suriah bersama pemimpinnya, Bashar Assad, berkoalisi dengan Rusia, diperparah lagi dengan dukungan dari Syi’ah Iran dan Syi’ah Libanon, melakukan pembantaian yang keji terhadap ahlussunnah di Aleppo.
Bapak dan Ibu yang saya hormati, perlu untuk kita semua ketahui bahwa kondisi saudara kita, ahlussunnah di Aleppo, sangat menyayat hati. Berdasarkan data statistik yang dihimpun Al Jazeera pada 26 September 2016, terhitung sebanyak 200 korban tewas dan 1.300 korban luka-luka jatuh pada gempuran yang terjadi di Aleppo pada 19-25 September 2016 lalu.
Yang menjadi korban bukan hanya dari kalangan pria dewasa, tetapi kebanyakan dari kalangan anak-anak dan wanita. Rezim Assad dan sekutunya memborbardir fasilitas umum seperti sekolah dan rumah sakit. Anak-anak kecil tak berdosa dibunuhi di depan mata orang tuanya. Para wanita menjadi korban pelampiasan hawa nafsu bejat tentara rezim. Mereka diperkosa berulang kali hingga tak sanggup lagi merunduk untuk ruku’ dan sujud.
Bapak dan Ibu yang semoga selalu terlimpah kasih sayang Allah kepada kalian, Saya mengajak kepada kita semua untuk membayangkan apabila hal-hal mengerikan tersebut di atas terjadi kepada anak-anak kita, saudara-saudari kita, ibu kita, ayah kita, dan kerabat kita. Bagaimana perasaan kita, wahai Bapak dan Ibu? Sayapun sedih, marah, dan sakit hati terhadap apa dialami oleh saudara muslim Saya di Aleppo. Walaupun mereka bukan saudara kandung saya dan walaupun saya belum pernah berjumpa dengan mereka. Tetapi saya tidak terima dengan apa yang terjadi.
Sampai pada akhirnya kaum muslimin dalam keadaan terhimpit dan terancam akan dibantai, Turki melakukan mediasi dengan Rusia agar menghentikan pembantaian. Hasilnya dicapai kesepakatan agar masyarakat sipil dan mujahidin di Aleppo dapat meninggalkan Aleppo dan mengungsi ke Idlib.
Para mujahidin diperintahkan untuk menghancurkan persenjataan mereka dan mengungsi tanpa membawa senjata. Di tengah perjalanan, milisi syi’ah Iran menghancurkan kesepakatan gencatan senjata. Mereka memblokade jalan, menyandra, dan menembaki pengungsi dengan brutal. Bahkan mereka menangkap para pengungsi yang mendekati perbatasan. Hingga saat ini belum bisa dipastikan bagaimana nasib saudara muslim kita di Aleppo.
Bapak dan Ibu yang semoga selalu Allah tuntun kalian ke jalan kebenaran, belum reda sakit hati yang saya dan saudara muslim lainnya rasakan, muncul suatu virus kesesatan yang berbahaya di tengah publik terkait hal ini. Dina Sulaeman, seorang akademisi berpaham Syi’ah (pro terhadap kebengisan rezim Suriah), menebarkan syubhat jahat di tengah masyarakat. Ia menyebarkan fitnah bahwa mujahidin adalah teroris yang sebenarnya. Teroris yang gemar membunuhi warga sipil. Beliau menuduh semua foto dan video terkait kondisi Aleppo yang direportasikan oleh jurnalis muslim adalah palsu dan rekayasa. Lebih parah lagi, Dina mengatakan bahwa selama tiga hari koridor evakuasi warga Aleppo dibuka, tidak ada warga sipil yang keluar sementara para teroris terus menerus menembaki jalur koridor, dimana ambulans dan bus-bus sudah menanti warga yang keluar. Demi Allah ini semua adalah fitnah yang sangat kejam!
Ada suatu kenyataan yang menambah sayatan di hati Saya. Dina Sulaeman ini sangat terkenal di dunia maya, khususnya Facebook. Banyak masyarakat Indonesia yang termakan oleh fitnah yang ditebarkannya. Banyak masyarakat yang tidak tahu bahwa beliau adalah seorang Syi’ah.
Masyarakat dibohongi dan dibodohi oleh tulisan-tulisannya. Saya sampaikan kepada Bapak dan Ibu; para doktor, profesor, dan cendikiawan muslim, Beliau ini sangat berbahaya. Perkataannya merusak pola pikir masyarakat yang polos, sehingga terkena syubhatnya.
Saya, sebagai anak bangsa yang tidak terima terhadap fitnah keji yang disebarkan oleh Dina Sulaeman, sangat berharap kepada Bapak dan Ibu untuk segera menyikapi hal ini. Saya meminta kepada Bapak dan Ibu untuk mengeluarkan ULTIMATUM kepada masyarakat luas bahwa DR. DINA SULAEMAN ADALAH SEORANG SYI’AH DAN TELAH MENEBARKAN FITNAH YANG SANGAT KEJI. Hal ini perlu dilakukan agar masyarakat tidak tertipu oleh akal busuknya.
Bapak dan Ibu sebagai orang-orang cerdas yang berpendidikan dan memiliki gelar akademis yang tinggi pasti didengar oleh masyarakat. Dina Sulaeman adalah seorang doktor dan yang paling tepat untuk membantah syubhatnya adalah seorang yang selevel dengannya. Suara saya tidak akan didengar karena saya hanyalah seorang mahasiswa. Oleh karena itu, saya mengajak pada kalangan akademisi untuk segera bertindak dari hal yang paling kecil sekalipun untuk mementahkan syubhat-syubhat Dina Sulaeman.
Semoga Allah subhanahu wata’ala selalu memudahkan kita untuk menyampaikan kebenaran dan mencegah kemungkaran, sehingga kita tergolong ke dalam golongan orang mukmin yang mendapatkan rahmat dari Allah. Sebagaimana dalam firman-Nya :
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللهَ وَرَسُولَهُ أُوْلاَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللهُ إِنَّ اللهَ عَزِيزٌ حَكِيمُُ
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka ta’at kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. [At-Taubah:71]
Wallaahul musta’an.
Baarakallaahu fiikum.
Wassalaamu’alaykum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Bandarlampung, 17 Desember 2016.
Dalam suasana hati yang sesak,
Astriva Novri Harahap
0 komentar:
Post a Comment