Rakyat Indonesia Kian Sehat, Karena Humor Yang disuguhkan Densus88, Berikut Penelitiannya
Ditengah hiruk pikuk politik Indonesia yang semakin amburadul, Densus 88 kini menyuguhkan cerita yang dianggab masyarakat sebuah humor. Ada Bom Panci dan terbaru adalah Bom alat terapi kesehatan.
Merujuk pada McGhee (dalam Raskin, 2008: 65) mendefinisikan humor sebagai “a form of intellectual play”. Lynch (dalam Littlejohn & Foss, 2009: 480) berpendapat bahwa secara fundamental, humor merupakan aktivitas komunikasi. Dimana sebuah pesan yang secara sengaja maupun tidak disengaja, disadari dan diinterpretasikan sehingga mengakibatkan seseorang lainnya tertawa.
Maka dapat di benarkan tertawanya rakyat Indonesia karena penanganan terorisme akhir akhir ini oleh densus 88 adalah bagian dari humor itu sendiri.
Menurut Mikke Susanto, tertawa terjadi karena harapan yang dikacaukan (frustrated expectation) sehingga seseorang dari suatu sikap mental dilontarkan ke dalam suatu sikap mental yang sama sekali berlainan.
Dalam pembentukan Humor ada yang disebut Teori Ketaksesuaian (incongruity theory) dalam humor merupakan humor yang ditimbulkan karena perubahan yang secara tiba-tiba, dari situasi yang sangat diharapkan menjadi suatu hal yang sama sekali tidak diduga keberadaannya.
Jika kita sesuaikan definisi dan teori di atas dengan sikap kepolisian maka kita bisa nisbatkan Kalau densus 88/kepolisian sedang menyuguhkan humor. Alasanya tentu saja karena terorisme masuk dalam Extra ordinary crime, yakni kejahatan tingkat tinggi, kejahatan yang dimaksud adalah kejahatan yangg umumnya dilakukan degan siasat yang sangat rapi dan terencana hingga akan sangat susah membongkar kasusnya. Dan indonesia menggelontorkan dana untuk membiayai Densus 88 agar mampu menyelesaikan persoalan ini, Namun apa yang dilakukan densus 88 hanya mendapatkan panci dan Alat terapi kesehatan alam penggerbekannya. Narasi tunggal tak membuktikan bahwa panci itu benar akan meledak yang akan memberikan ketakutan (teror) ditengah masyarakat atau tidak.
Sungguh ini menyulut tawa rakyat Indonesia. Ntah kebetulan atau tidak – pelawak eko patrio pula yang di periksa karena mengalihkan isu soal terorisme. Mungkin Densus 88 merasa bahwa Eko kini sudah tidak lucu lagi atau Densus 88 mau ambil popularitas Eko untuk menambah gelak tawa rakayat Indonesia.
Tapi dibalik itu ternyata jika kita melihat penelitian, maka akan tampak kuntungan dari humor yang didapat rakyat Indonesia. Paling tidak rakyat Indonesia bisa tertawa karena tertawa itu menyehatkan ternyata..
Ingin tau sisi lain kesehatan dari tertawa, berikut yang di siarkan BBC soal sisi lain dari tawa…
* Lebih mudah bernafas
“Sembilan puluh prosen tertawa melibatkan pernafasan yang dalam,” kata Dacher Keltner, Ph.D., guru besar psikologi di University of California di Berkeley dan penulis buku Born to Be Good. “Ketika menghembuskan nafas, denyut nadi dan tekanan darah turun dan Anda memasuki kondisi tenang. Anda akan merasakan sensasi pelepasan dari tertawa.”
* Hubungan yang lebih baik.
Pasangan yang menceritakan lelucon ringan dan ikut tertawa untuk meredakan ketegangan cenderung memiliki perkawinan yang lebih baik, kata psikolog John Gottman, Ph.D., dari Gottman Institute, pusat konseling masalah hubungan sosial di Seattle.
* Melawan stres
Tertawa bisa menurunkan hormon stres dopac, kortisol, dan epinephrine sampai berturut-turut 38%, 39%, dan 70% menurut penelitian di Loma Linda University, California. Penelitian di Universitas Maryland dengan mempertontonkan film pendek, mereka yang menonton film jenaka mengalami peningkatan aliran darah ke jantung sebanyak 22%.
* Merasa lebih sehat
Tertawa tak hanya melepaskan ketegangan, tapi juga membuat Anda lebih sehat. Orang yang tertawa 10 – 25 kali sehari lebih sedikit terkena penyakit dibandingkan dengan mereka yang kurang dari jumlah itu dalam seharinya. Begitu menurut penelitian International Journal of Medical Sciences tahun 2009.
* Bekerja lebih baik
Menurut survei Men’s Health, dari hampir 600 lelaki yang menjadi responden, 73%-nya menyatakan bahwa memiliki selera humor membuat mereka lebih baik dalam bekerja. (berbagai sumber)
0 komentar:
Post a Comment