Indonesia Berbuat Jahat Terhadap Aleppo
Kemanusiaan adalah tentang hidupnya nurani. Indonesia sebagai negara yang menjunjung tinggi perdamaian dunia praktis punya kepekaan yang lebih terhadap krisis kemanusiaan yang terjadi di Aleppo, Suriah.
Normalnya demikian. Namun realitas berbicara begitukah? Presiden RI Joko Widodo justru melakukan lawatan ke negara Iran--yang konon pro dengan rezim Bashar Assad.
Mengenai hal itu, Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ahyudin mempunyai catatan menarik berjudul "Aleppo, Jokowi, dan Umat Islam"
---
Soal Aleppo, saya cuma khawatir persepsi dunia, khususnya umat Islam di berbagai negara menjadi salah paham dan negatif terhadap Indonesia. Negeri mayoritas Islam terbesar di dunia.
Mengapa? Betapa tidak, saat dunia mengecam kekejian rezim Assad dan sekutunya Rusia dan Iran terhadap rakyat tak berdosa di Aleppo, pada saat yang sama justru Presiden RI Jokowi malah berada di Tehran Iran duduk mesra dengan pimpinan Iran jalin berbagai kerjasama.
Kesannya seolah RI menjadi bagian dari negara yang ikut berbuat jahat terhadap rakyat tak berdosa di Aleppo. Kesan itu makin kuat setelah sekian waktu yang ditunggu-tunggu, Jokowi sama sekali tak bereaksi apa pun terhadap tragedi kemanusiaan di Aleppo meski sekadar ucapan belasungkawa pun tidak. Sikap Jokowi ini jelas beda kontras dengan sikap empati umat Islam yang notabene mayoritas takyat Indonesia. Tragis sekali, sangat menyedihkan dan membuat hati Umat Islam terluka.
Bukan cuma umat Islam negeri ini yang kecewa, saya yakin seluruh umat Islam khususnya Suni di berbagai negara akan merasakan hal yang sama. Sebab sebagai negara besar dengan mayoritas rakyatnya umat Islam tentu sikap dan peran Indonesia sangat diperlukan untuk menghentikan kekejian kemanusiaan di Aleppo.
Disisi lain, elit politik negeri ini baik di Legislatif dan Parpol setali tiga uang dengan sikap Presiden, sama sekali tak bersuara apa pun sebagai ungkapan simpati terhadap rakyat Aleppo, apalagi mengecam keras rezim dan mendorong pemerintah untuk berbuat nyata bagi kemanusiaan Aleppo.
Luka umat Islam sudah terlalu banyak, semut sekali pun akan mengigit jika terus menerus diinjak-injak. Tak salah jika seluruh Umat Islam memiliki perasaan yang sama diperlakukan tidak adil. Umat Islam memiliki kesadaran yang sama untuk berjuang menjadi umat yang merdeka dan bangkit bersatu melawan ketidakadilan ini.
Seolah umat Islam tak punya saham apa pun di negeri ini. Lupa bahwa pemilik saham utama negeri ini adalah umat Islam. Tanpa umat Islam negeri ini tak ada apa-apanya. [Paramuda/BersamaDakwah]
0 komentar:
Post a Comment