Polri Sangat Gugup dan Kalap Hadapi Aksi 212, Kenapa Ya?
Wakil ketua Komisi VIII DPR RI Sodik Mudjahid menilai, sikap insitusi Polri dalam menyikapi aksi 'Bela Islam' jilid III pada 2 Desember 2016 terkesan sangat berlebihan.
Dia menilai Polri sepertinya sangat gugup bahkan kalap untuk menghadapi ribuan umat muslim yang rencananya akan menggelar aksi damai Shalat Jumat sepanjang jalan sudirman menuju istana negara.
"Berdemo itu hak warga negara apalagi tuntutannya juga penegakan supremasi hukum bagi penista agama. Polri justru meneror mereka dengan mengatakan ada upaya makar sebagai legitimasi untuk represif kepada mereka," ujarnya di Jakarta, Rabu (23/11).
Dalam hal ini, Sodik juga sangat menyesalkan rencana Kapolda Metro Jaya Irjen M. Iriawan mengeluarkan maklumat terkait dengan rencana aksi pada 2 Desember mendatang melalui via udara.
"Sekarang ditambah dengan selebaran via helikopter. Itu cara kuno dan menambah heboh. semua itu adalah upaya mendiskreditkan pendemo bahkan teror untuk pendemo yang damai. Apakah polri begitu lemah sehingga begitu takut kepada demo hingga menuding makar," tuturnya.
Selain itu dia menilai cara-cara yang dilakukan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo Widodo dalam menghadapi demonstrasi tak ubahnya seperti yang yang pernah dilakukan oleh Pemerintahan Presiden Soeharto pada zaman Orde Baru.
"Sekarang zaman reformasi zaman demokrasi ternyata pemerintah Jokowi bergaya seperti awal orde baru dulu alatnya TNI sekarang polri. Kita benar-benar kecewa sama Kapolri Jendral Tito karnavian," tutupnya. (jn)
0 komentar:
Post a Comment