6 Pernyataan Buya Syafii di ILC, Termasuk Sebut Diri “Tentara Setan”
Tayangan Indonesia Lawyers Club hari ini Selasa (8/11/2016) menghadirkan beberapa narasumber terkait isu dugaan penistaan agama yang dilakukan pejawat Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Salah satunya adalah Syafii Maarif.
Dalam tayangan tersebut, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu menyampaikan tentang beberapa hal yang mengundang anggapan bahwa komentarnya agak nyeleneh. Berikut beberapa poinnya.
1. Bertentangan dengan Ulama
“Demo itu memang benar membuat saya khawatir karena jumlah yang besar dan saya tidak tahu pasti berapa jumlahnya yang penting besar. Yang saya khawatirkan ternyata tidak terjadi.
Ini orang-orang yang berdemo itu ikhlas,ada yang biaya sendiri dan beragam pulai. Tema pokoknya adalah Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI. Ini yang saya beda pendapat dengan MUI. fatwa MUI mengatakan bahwa Ahok telah menghina alquran dan ulama, walaupun yang dikatakan Ahok tidak ada kata ulama.”
2. Menyebut Diri Badut
“Berkali-kali saya baca tidak melihat kehendak itu. Yang sesuai dengan saya itu banyak sekali hanya mereka tidak berani menyampaikan. Baru saja saya mendapatkan (pesan) yang hadir di sini katanya, adalah para badut, saya termasuk badut.”
3. Menyebut Diri Tentara Setan
“Ada dua kelompok hizbu yaitu tentara Allah dan tentara Syaithan. Yang tidak hadir itu tentara Allah dan yang hadir itu tentara setan. Saya termasuk tentara setan dan para ulama yang hadir.”(tepuk tangan)
4. Menyebut Masyarakat Sadis
“Masyarakat kita ini begitu sadis melihatnya.Semestinya kita berlapang dada karena proses hukum sudah berjalan. Kita hormati saja. Kalau bersalah dia siap dipenjara, kan bagus itu. tapi kalau nanti proses hukum tidak, ya kita harus menerima dan tidak perlu timbul protes lagi.”
5. Mengaku Tidak Membela Tapi Membela Ahok
“Saya tidak membela Ahok, saya kenal sekadarnya saja.Orang mengatakan saya dekat, ndak, kenal sekadarnya saja”
6. Sebut Ahok Tidak Jahat
“Sejak saya katakan Ahok tidak jahat, saya dihantam kiri kanan. Jadi ini risiko, saya berhadapan dengan risiko dan kebenaran tidak bisa dikalahkan dengan emosi.” [Paramuda/bersamaDakwah]
0 komentar:
Post a Comment