Kairo – Seruan untuk melakukan protes besar-besaran terhadap pemerintah Mesir tanggal 11 November 2016 menggema di media sosial. Seruan itu muncul di tengah krisis ekonomi yang melanda Mesir, ditandai dengan naiknya bahan pokok dan biaya perumahan yang memicu protes di sejumlah wilayah.
Dikutip dari Daily News Egypt pekan lalu, “Gerakan Ghalabah” melakukan kampanye di Facebook untuk mengemakan ajakan itu, menyerukan kepada rakyat untuk mengadakan demo besar pada tanggal tersebut. Dalam satu bulan, gerakan itu telah memiliki 100.000 pengikut di media sosial.
Masih belum jelas siapa yang berada di belakang kampanye itu. Namun, pemerintah Mesir buru-buru menuding organisasi Ikhwanul Muslimin telah menghasut rakyat untuk melakukan pemberontakan.
Seorang presenter TV, Ahmed Moussa bahkan langsung menyebut nama. Mantan wakil presiden Mesir, Mohamed El Baradie dituding berada di balik gerakan. Tudingan Moussa itu berdasarkan twit El Baradie yang menyeru untuk melakukan aksi di tanggal tersebut.
“Ini adalah undangan publik untuk semua warga negara di Mesir dan orang-orang yang masih berdiri melawan kudeta militer. Anda semua harus menggunakan senjata dari sekarang untuk membuka kotak publik secara paksa sebagai langkah persiapan untuk 11/11 yang bertujuan untuk menggulingkan Al-Sisi dan kelompoknya,” demikian bunyi twit yang belum jelas asli tidaknya dari akun El Baradie.
Pemerintah Mesir melalui Menteri Dalam Negeri Magdy Abdel Ghaffar mengatakan tidak terpengaruh atas rumor ini. Namun, pada Kamis (27/10) kemarin, Presiden Abdel Fattah Al-Sisi berniat akan merevisi aturan penindakan para demonstran yang dinilai lembaga HAM sangat represif. Dimana para demonstran dapat ditangkap dan dipenjara tanpa adanya proses peradilan.
Beberapa hari sebelumnya, enam orang anggota Ikhwanul Muslimin ditangkap karena menyebarkan rumor tersebut. Selain itu, seorang ibu rumah tangga juga ditahan karena dituding menyebarkan seruan yang dinilai sebagai upaya pemberontakan kepada pemerintahan Al-Sisi.
0 komentar:
Post a Comment