Menlu Çavuşoğlu: Turki Akan Mengambil Tindakan Sendiri di Irak dan Suriah
Turki siap melancarkan operasi darat di Irak jika merasa terancam karena perkembangan disana, ungkap Menlu Mevlüt Çavuşoğlu pada 25 Oktober.
“Jika ada ancaman ditujukan kepada Turki, kami siap menggunakan semua sumber daya kami, termasuk operasi darat untuk menyingkirkan ancaman tersebut,” jelasnya dalam wawancara dengan Stasiun TV Kanal 24.
Turki tidak akan mengijinkan pemberontak PKK (Partai Pekerja Kurdistan) yang telah melancarkan selama 3 dekade pemberontakan melawan pemerintah Turki dengan menggunakan bagian Irak utara sebagai basisnya, tandas Çavuşoğlu. PKK ingin menjadikan Sinjar sebagai “Kandil Kedua” (basis perlawanan), namun langkah tersebut tidak akan dibiarkan terjadi dan Turki akan melakukan intervensi aktif untuk menghentikannya, tambahnya.
Dia mengatakan pemerintah Irak di Baghdad “mencoba mengikatkan dirinya dengan organisasi teroris,” seraya menegaskan bahwa Turki akan melakukan apapun langkah yang dibutuhkan untuk melindungi pasukannnya yang bermarkas di kamp militer Bashiwa, dekat utara Mosul.
Çavuşoğlu mengklaim bahawa tahun lalu dalam beberapa kali pertemuan, PM Irak Haider al Abadi mengatakan bahwa “PKK mungkin akan dimanfaatkan untuk melawan ISIL. “Irak menjadi negara tanpa pemerintahan lagi,” katanya. “Jika ancaman terhadap kami meningkat disana, kami dapat menggunakan hak kami berdasar hukum internasional dan kekuatan kami termasuk melakukan operasi darat,” tandasnya.
“Kami tidak mengatakan hal ini hanya kepada Irak saja, namun juga AS dan negara-negara koalisi, termasuk pemerintah Irak di bagian utara,” katanya. Dia menunjuk serangan Turki di Suriah sebagai contoh bagaimana Turki melihat ancaman keamanannya secara serius.
Di Suriah, Çavuşoğlu mengatakan Turki akan mengambil tindakannya sendiri melawan YPG, pemberontak Kurdi di Suriah, jika para pemberontaknya tidak mundur dari kota Manbij, timut sungai Eufrat.
Çavuşoğlu mengingatkan bahwa Presiden Barack Obama, Wapres Joe Biden dan Menlu John Kerry pernah menyampaikan janji kepada Turki untuk memindahkan YPG dari wilayah-wilayah Arab. “Kami semata ingin mereka memenuhi janjinya. AS ingin bekerjasama dengan YPG di operasi Raqqa sekalipun kelompok ini berniat melakukan pembasmian etnis.”
Turki dan Irak kini bersitegang karena kehadiran pasukan Turki di Bashiqa dan tentang peran yang dimungkinkan Ankara dalam operasi Mosul yang didukung AS.
Turki mengatakan bahwa negara itu bertanggung jawab untuk melindungi etnik Turkmen dan Arab Sunni, karena dulu pernah menjadi bagian khilafah Usmani.
Turki khawatir bahwa serangan militan PKK dan milisi Syiah, yang diandalkan militer Irak akan digunakan dalam kampanye pertumpahan darah dan pembersihan etnis.
PM Irak Haider Al Abadi mengatakan bahwa Baghdad tidak ingin bantuan Turki serta pasukan dan tank Turki yang ditempatkan di kamp militer Bashiqa tanpa persetujuan Baghdad, Irak mengatakan negaranya adalah negara berdaulat yang dapat menjalankan operasinya sendiri. Namun, secara bersamaan, Irak mengundang Amerika dan Iran terlibat dalam operasi pembebasan kota Mosul.
0 komentar:
Post a Comment