Menhan Israel : Pada perang berikutnya Israel akan menghancurkan Gaza
Lieberman mengatakan perang berikutnya akan ‘benar-benar menghancurkan’ Gaza.
Upaya untuk menyelesaikan konflik puluhan tahun antara Israel dan Palestina telah sepenuhnya terhenti karena inisiatif AS runtuh pada bulan April tahun 2014.
“Perang berikutnya antara Israel dengan Hamas di Jalur Gaza akan menjadi yang terakhir karena Israel akan ‘benar-benar akan menghancurkan mereka’,” kata Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman pada Senin
Gaza dan Israel terlibat tiga kali perang sejak tahun 2008. Setidaknya 2.300 warga Palestina dan 70 warga Israel tewas dalam serangan besar terakhir Israel pada tahun 2014.
Berbicara dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Palestina Al-Quds, Lieberman mengatakan Israel “tidak berniat memulai perang baru” dengan tetangganya tetapi memperingatkan bahwa “jika mereka memaksakan perang berikutnya dengan Israel, itu akan menjadi yang terakhir.”
“Saya ingin menekankan lagi: Ini akan menjadi konfrontasi terakhir mereka karena kami benar-benar akan menghancurkan mereka.”
Surat Kabar Al-Quds menuai kritik oleh warga Palestina yang mengatakan wawancara dengan Lieberman sama dengan menyetujui “normalisasi” hubungan dengan kekuatan pendudukan.
Kementerian Informasi Palestina juga mengeluarkan pernyataan yang mengkritik Al-Quds yang telah memberikan panggung untuk Lieberman “untuk mengacaukan banyak hal melalui terminologinya.”
Lieberman merupakan bagian dari pemerintah sayap paling kanan dalam sejarah Israel. Banyak anggota koalisi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menentang keberadaan negara Palestina. Tapi Lieberman, seorang pemukim ilegal di Tepi Barat, menegaskan dia tetap berkomitmen untuk solusi dua negara.
Pada saat yang sama ia mengatakan ia melihat blok permukiman utama di sisa bagian Tepi Barat yang diduduki Israel Israel di bawah kesepakatan damai – sebagai suatu kondisi yang bertentangan dengan tuntutan dasar Palestina untuk mengakhiri pendudukan ilegal.
Namun Lieberman mengusulkan dalam pertukaran untuk pemukiman, Israel bisa memperdagangkan daerah Arab di wilayah yang disebut negara Yahudi di utara Tepi Barat.
Telah lama muncul usulan pertukaran lahan untuk mengakhiri konflik puluhan tahun, tetapi tidak pernah ada kesepakatan tentang isu-isu seperti status Yerusalem dan kembalinya pengungsi Palestina.
Sebuah inisiatif yang dipimpin oleh Amerika Serikat runtuh pada tahun 2014. Sejak itu, upaya perdamaian telah dibekukan.
“Hari ini, saya pikir sebagian besar orang Isreal tidak percaya kemungkinan untuk mencapai kesepakatan apapun mengenai solusi status akhir, sama dengan warga Palestina,” kata Lieberman.
“Langkah pertama akan meyakinkan rakyat adalah mungkin dengan membuat perbaikan yang serius dalam hak kondisi ekonomi dan memerangi pengangguran, kemiskinan dan kesengsaraan di antara rakyat Palestina. Dan untuk Israel, memberikan keamanan tanpa terorisme atau pertumpahan darah untuk sementara waktu.”
Sumber: TRTWorld, AFP
0 komentar:
Post a Comment