Larang Muslim Uighur Berpuasa, Komunis Cina Perintahkan Pejabat Negara Tinggal di Rumah Keluarga Muslim
Pemerintah komunis Cina kembali membuat aturan rasis dan diskriminatif terhadap umat Islam Uighur. Kali ini pemerintah Xinjiang membuat aturan yang mewajibkan para pejabatnya tinggal di setiap rumah keluarga Muslim.
Pejabat yang tinggal di setiap keluarga muslim merupakan kader Partai Komunis Cina yang bertugas memantau ibadah mereka selama Ramadhan. Mereka juga akan memaksa semua restoran buka dan membatasi akses ke masjid, seperti dilansir dari rfa.org pada Kamis (8/06) pekan kemarin.
Aturan rasis ini telah diberlakukan sejak 26 Mei 2017 hingga 24 Juni 2017, dimana pejabat Cina akan tinggal selama 15 hari untuk memastikan mereka tidak menjalankan ibadah shalat dan puasa di bulan suci Ramadhan.
“Inspeksi dilakukan saat berbuka puasa ketika lampu rumah ada yang menyala, begitulan cara kita melakukan patroli dan inspeksi,” ujar seorang polisi di Kota Hotan.
Pejabat pemerintah juga tinggal di rumah petani untuk menanyakan pandangan ideologis mereka. Seorang petani asal Qunqash Hotan mengatakan kader Partai komunis sudah tinggal di desanya sejak sehari sebelum puasa Ramadhan dimulai. “Mereka akan berada di sini selama 15 hari dan akan terus menerus melarang berpuasa,” ujar petani tersebut.
Selain itu, pemerintah juga memaksa Musli Uigur, pegawai negeri, dan pensiunan pemerintah yang meminta uang pensiun untuk menandatangani dokumen bahwa berjanji untuk tidak berpuasa dan shalat selama Ramadhan.
Mereka yang menandatangani dokumen juga bertanggung jawab untuk memastikan tidak ada teman dan keluarga yang melakukan ibadah puasa dan shalat.
“Sebagian besar isi surat sama seperti tahun lalu. Namun, tahun ini kita diharuskan memantau keluarga kita, tetangga, dan keluarga menjadi tanggung jawab kita serta membujuk mereka untuk tidak berpuasa,” ujar perwira pembantu di Kota Hotan.
Seorang mahasiswa pascasarjana Uigur mengatakan ayahnya seorng pegawai negeri di Xinjiang juga menandatangani dokumen tersebut. Padahal kakeknya, merupakan orang yang shaleh. Dia sudah pergi haji dan selalu memerintahkan untuk menjalankan agama seperti shalat, puasa, dan menyemarakkan Ramadhan. Tetapi kali ini ayahnya tidak hanya diminta tak berpuasa, tetapi juga meminta kakek dan neneknya tidak berpuasa karena menandatangani surat perjanjian. (Rol)
0 komentar:
Post a Comment