Prabowo-Hatta vs Jokowi-Kalla (Real Madrid vs Atletico)


Oleh : Ali Reza

Atletico Madrid merupakan sebuah tim solid yang ditangani seorang pelatih hebat dimana dengan dana minim mampu mengalahkan tim-tim besar untuk menjadi jawara di Spanyol. Di sisi lain, Real Madrid, tim bertabur bintang dengan dana melimpah, lebih terlihat tenang. Keduanya sama-sama menantikan momen terindah: Atletico berharap sebagai jawara Liga Champion perdananya, Real Madrid untuk gelar La Decima-nya.

Atletico tidak takut dengan kebesaran Real Madrid dan mereka sudah membuktikan superioritasnya di kompetisi lokal. Tapi Real Madrid datang dengan semangat berbeda. Puluhan ribu penggemar di stadion dan jutaan lainnya di berbagai belahan dunia lebih menantikan Real Madrid meraih juara di Liga Champion. Gemuruh penonton membahana seolah meruntuhkan stadion dan ingin menyaksikannya lebih dekat dalam batas lingkaran garis lapangan. Costa keluar, Real Madrid lega.

Namun keadaan berubah ketika Casillas melakukan blunder dan gol untuk Atletico. Real Madrid tampak tidak lebih tenang dari Atletico yang terlihat sabar. Serangan-serangan mereka tidak membuahkan hasil, Ronaldo garuk-garuk kepala. Don Carlo menahan mengunyah permen karet untuk teriakan yang terkadang tidak terdengar Benzema. Bale merasa tidak ada yang salah dalam dirinya, tapi kenapa tembakannya selalu melenceng?

Meski sudah unggul, namun Atletico belum merasa aman. Mereka lebih banyak bertahan dengan sesekali menyerang. Tensi semakin naik menjelang akhir pertandingan berakhir. Ketegangan para pemain sepertinya juga dirasakan para pendukungnya. Madrid terus menggempur pertahanan Atletico. Atletico solid. Serangan demi serangan bisa dipatahkan.

Akan tetapi, apa yang bisa kukatakan tentang Real Madrid ketika sebuah gol Ramos di menit-menit akhir bisa memperpanjang nafas mereka? Keberuntungankah?

Hasil akhirnya sudah sama-sama kita ketahui. Real Madrid menang. Mereka juaranya.

Jika mereka diandaikan sebagai dua calon presiden dan wakil presiden, baik Prabowo-Hatta maupun Jokowi-Kalla, maka mereka baru memasuki babak pertama. Meski dengan “modal sedikit” Jokowi sudah diuntungkan dengan kemenangan di tingkat lokal (Jakarta) dan para pendukung fanatiknya. Tapi Prabowo, yang katanya bermodal besar seperti Real Madrid, membutuhkan lebih dari sekedar ketenangan. Dalam waktu sebulan, Prabowo punya kesempatan untuk membalikkan keadaan, dengan menjinakkan kefanatikan menjadi simpati meskipun sedikit berharap ada kesalahan di kubu lawan.

Tapi ingat! Amanah bukan hanya pertanggung jawaban di dunia. Jika keduanya ingat akhirat, maka saat ini mereka sama-sama sedang meminta sebuah bara api. Jika salah satunya ingat istilah copras-capres atau survai-survei dan mengabaikan amanahnya, maka ingatlah bahwa kini bara api itu sudah berada di tangannya. Tidak ada pernah didengar sebelumnya bahwa “dia” akan memperbaiki Jakarta dari Istana Negara, kecuali baru mengatakannya setelah pencapresan. Ini masalah nurani dan hubungannya dengan Tuhan. Tentu saja, jika memang “dia” ingat janjinya dan ceramah Jumat kemarin. Lalu siapa lagi yang sedang mendorongnya menuju pintu neraka, kecuali yang memilihnya. DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About MUSLIMINA

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment