Oleh : Ahmad Dzakirin
Golden Horn (Tanduk Emas), di kalangan masyarakat Turki lebih dikenal dengan nama Haliç/ İstanbul Halici (Teluk/ Teluk Istanbul). Sebelum kehadiran AK Parti pimpinan Erdoğan, kawasan ini dahulunya ibarat lembah sampah sehingga menjadi sebuah siksaan bagi siapa pun yang tinggal ataupun punya urusan di kawasan ini. Namun sekarang, ia merupakan kawasan rekreasi yang cukup menarik. di kawasan ini banyak dibangun pusat rekreasi, taman umum, taman olahraga, dan pusat-pusat budaya. ia merupakan kawasan yang elegan namum tetap populis.
Pada masa Romawi, teluk istanbul yang berada di daratan eropa ini merupakan pusat kegiatan kelautan, dimana terdapat galangan kapal. Pantas saja mulut teluk ini dibentengi di kedua sisinya, dan dari kedua benteng tersebut terpasang rantai sebagai pintu keamanan bagi kawasan strategis ini.
Anda bisa menikmati keindahan teluk ini dengan menumpangi feri umum yang bertolak dari uskudar (asia), singgah di eminonu dan karakoy, lalu melanjutkan perjalannanya ke balat dan sutluce, dua kawasan di pinggiran teluk ini. Anda bisa turun disana dan menikmati taman-taman yang hampir ada di sepanjang bibirnya. Atau anda bisa menghabiskan waktu menyambangi situs sejarah seperti benteng konstantinopel, gereja-gereja ortodoks, museum Rahmi Koç, atau anda bisa mengunjungi taman miniaturk, pusat budaya Feshane, bermacam kafe dan restoran. Boleh juga anda lanjutkan dengan menumpangi perahu kecil yang biasa disewakan. Bagi pewisata agama, juga terdapat mesjid Eyup (Abu Ayyub al-Anshari) dan beberapa makam sahabat dan tabi'in.
Setelah puas, ketika matahari hampir terbenam, anda bisa menuju puncak piere lotti, tempat sang penyair Perancis penyinta Istanbul menanti ilham untuk menggubah syair-syairnya. Dari puncak tersebut, anda bisa menyaksikan teluk yang berbentuk seperti tanduk ini memantulkan sinar matahari senja kekuning-kuningan, sembari menghirup kopi atau teh hangat ditemani semilir angin dari laut Marmara.
0 komentar:
Post a Comment