Mereka Menentang Mubarak
Seorang pemimpin Ikhwanul Muslimin yang dipenjara, hari Senin membantah terlibat dalam menghasut pembunuhan demonstran di luar Istana Presiden Ittihadiya di Kairo akhir tahun lalu ketika Muhammad Mursi masih sebagai presiden.
Mohamed al-Beltagi, Sekjen Partai Keadilan dan Kebebasan Ikhwanul Muslimin mengatakan kepada interogator, tuduhan terhadapnya dimaksudkan untuk menghukum dia karena menentang mantan Presiden Mesir Hosni Mubarak.
Al-Beltagi dituduh bersama 14 lainnya, termasuk Mursi, menghasut pembunuhan terhadap tiga demonstran di luar istana kepresidenan Desember lalu.
Bulan lalu, tujuh terdakwa, termasuk al-Beltagi, muncul di pengadilan untuk pertama kalinya sejak penggulingan Mursi 3 Juli oleh militer. Namun Ketua Hakim menunda persidangan sampai 8 Januari.
Al-Beltagi mengatakan kepada interogator, preman yang disewa oleh "rezim lama", bertanggung jawab atas pembunuhan demonstran atas nama apa yang dia sebut "kontra-revolusi".
Dia berargumen bahwa seluruh kasus itu bermotif politik dan tuduhan telah dibuat oleh rezim pembuat kudeta.
Dia mengungkapkan, dirinya ditempatkan di sel isolasi seperti penjahat berbahaya, meskipun fakta bahwa dia belum pernah divonis. Dia mengaku sering menjadi sasaran pelecehan verbal sejak kedatangannya di penjara.
Namun, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj News Agency, tidak bisa mendapatkan komentar dari pihak berwenang mengenai tuduhan al-Beltagi itu.
Al-Beltagi mengatakan, dia didakwa dalam kasus ini hanya setelah Mursi digulingkan, meskipun para demonstran tersebut telah tewas sekitar enam bulan sebelumnya.
Dia mengatakan, bahkan dirinya tidak di Kairo pada saat bentrokan di luar istana presiden terjadi, tetapi sedang menghadiri rapat umum di Provinsi Fayoum, Mesir Tengah. (mina/muslimina).
0 komentar:
Post a Comment