Sejatinya langkah Boediono itu tak lebih dari sikap pengecut yang membela kebijakan 'perampokan SBY' dan ngeles atas kekeliaruannya dan menyalahkan LPS. Boediono merasa tak bersalah dalam kasus Century tersebut yang dianggapnya sebagai pemberian bailout untuk penyelamatan ekonomi nasional dan bangsa. Inilah “dewa” penyelamat ekonomi keluarga Cikeas.
“Saya telah melakukan tanggung jawab saya pada waktu itu sebagai gubernur BI. Demikian pula Menteri Keuangan Sri Mulyani telah melakukan tanggung jawabnya dengan sebaik-baiknya," ujar Boediono dalam jumpa persnya di Istana Wapres, Sabtu (23/11). Dia menjelaskan, telah melakukan tanggung jawabnya untuk Century.
Sejumlah pihak yakin Boediono adalah 'aktor utama' skandal Rp 6,7 triliun Bank Century. Menurut pendapat Yusril Ihza Mahendra, nasib Wapres Boediono ditentukan oleh nasib Budi Mulya yang ditahan KPK. Penahanan tersangka Budi Mulya oleh KPK terkait kasus pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) dan penetapan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik. Hal ini bukan karena uang pinjaman Rp1 Miliar dari Robert Tantular. Ini mempunyai implikasi guliran yang akan membesar ke arah Dewan Gubernur dan KSSK.
SBY Melakukan Mega-korupsi & Monopoli Minyak
Badan intelijen Australia terhadap Presiden SBY dan keluarganya serta sejumlah pejabat negara dan elit partai politik akan berdampak politik bagi SBY. Data sadapan diduga memiliki hubungan kuat dengan terbongkarnya kasus-kasus megakorupsi yang menyerempet kroni dan keluarga SBY seperti kasus korupsi Hambalang, kasus korupsi Bank Century serta kasus tertangkapnya Kepala BP Migas.
Menurut sumber data dari beberapa obrolan para diplomat di Jakarta pada acara diplomat club tersebut, data-data dan hasil penyadapan yang dilakukan Intelijen Australia oleh sejumlah LSM di Indonesia banyak dikirimkan ke KPK sebagai dasar pengungkapan berbagai kasus kasus korupsi tingkat tinggi.
Termasuk soal dugaan keterlibatan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Edhi Baskoro Yudhoyono alias Ibas.
“Dalam beberapa minggu ke depan hasil penyadapan terhadap SBY dan sejumlah pejabat negara yang dilakukan oleh intelijen asing akan dibuka di publik yang konon isi dari data percakapan tersebut berkaitan dengan kontrak-kontrak karya migas yang dimiliki keluarga SBY dan kroninya. Serta data percakapan yang dilakukan dengan Muhamad Riza Chalid yang selama ini begitu dekat dengan keluarga Cikeas terkait penguasaan import BBM untuk konsumsi dalam negeri"
0 komentar:
Post a Comment