Nyawa Al-Qossam Kembali Hidup di Perang “Hijarotu Sijji”


Memperingati setahun pertama kemenangan perlawanan Palestina atas penjajah Zionis dalam perang Hijarotu Sijjil (batu neraka) berikut kebehasilanya dalam mengeksiskan perlawanan Palestina yang dipimpin brigade Al-Qossam, bersamaan dengan peringatan 17 tahun syahidnya Syaikh Izzuddin Al-Qossam di Gaza.

Syaikh Suriah atau mujahid Suriah (Al-Qossam) telah mengabdikan dirinya dalam masalah Palestina. Ia telah memberikan seluruh apa yang ia punyai bahkan nyawanya pun yang paling berharag ia serahkan untuk itu. Kemudian bangsa Palestina bernaung dibawah benderanya, mengikuti jalan dan perjuanganya untuk mencatatkan nama-nama mereka dalam tinta emas sejarah kepahlawanan bangsa dengan nama “Al-Qossam” yang telah menorehkan sejarah jihadnya.

Antara dua zaman

Setelah tiga perempat abad berlalu, tepatnya 17 Nopember kemarin, kembali nama Al-Qossam mengguncang sejumlah tempat di Al-Quds, Askelon dan Tel Aviv dengan puluhan roketnya. Roket-roket yang diberinama Al-Qossam, jatuh dan menggetarkan tempat-tempat Zionis. Sungguh benar apa yang dikatakan, Syaikh Al-Qossam bahwa ia menjanjikan, Israel tidak akan pernah Al-Quds aman dari tembakan Al-Qossam, baru terbukti setelah puluhan tahun berlalu.

Sebagaimana sejarah selalu berulang, tentara kembali diingatkan dengan kemuliaan dari ucapakn Al-Qossam pada sutau hari dimana ua mengatakan, para syuhada boleh mati, tetapi penggantinya tak pernah mati.

Syaikh Al-Qossam Pejuang Sejati

Syaikh As-Syahid Izzduddin Al-Qosam lahir di distrik Jibilah Suriah, Brive Latakia tahun 1882. Ia mulai belajar di sana agama di sana, kemudian pindah ke Kairo dan kuliah di Universitas Al-Azhar. Ia menjadi murid dari Syaikh Muhammad Abduh kemudian pulang ke kampong halamanya untuk menggantikan posisi ayahnya sebagai pengajar Al-Qur’an.

Ia memulai aktvitasnya organisasinya bersama kelompok solidaritas revolusiober Libya , tatkala penjajahan Italia atas Libya pada 1911. Dialah memimpin sejumlah demonstrasi yang mengutuk pendudukan Italia di Libya. Kemudian ia mulai merekrut para relawan dan penggalangan dana untuk membantu perjuangan rakyat Libya, bahkan ia melakukan perjalanan langsung ke Libya dan bertemu seorang mujahid terkenal pemimpin perlawanan Libya, Asy-Syahid Omar Mukhtar untuk melakukan baiat janji untuk melakukan perlawanan terhadap para penjajah asing.

Kemudian Syaikh Al-Qossam mengangkat bendera jihad di semenanjung Suriah, ketika negerinya bergejolak menentang penjajahan Perancis. Inilah kedua kalinya ia terjun dalam kancah perlawanan melawan penjajahan. Inilah awal perjuangan beliau sebelum ia bangkit dan memanggul senjata melawan revolusioner bukit Zion.

Setelah Perancis gagal memaksa Suriah untuk mennggelar refendum yang ditentang habis oleh Al-Qossam, kemudian ia ditetapkan sebagai orang no 1 musuh Perancis serta divonis hukuman mati secara in absentia pada sebuah siding pengadilan di negeri tersebut. Akhirnya Al-Qossam terpaksa hijrah menuju Palestina dan tiba di Haifa tahun 1921 bersama keluarganya.

Ketika di Haifa Al-Qossam bekerja sebagai pengajar dan dan khotib jum’at sekaligus muadzin.

Al-Qossam mempunyai kemampuan dalam bidang organisai dan menejemen. Iapun membentuk kelompok khusus sebagai lembaga da’wah, komunikasi politik dan kerja militer, selain mahir dalam pengumpulan data dan intelijen serta mampu mengumpulkan orang untuk membiaya kebutuhan gerak organisasinya.

Maka seiring dengan waktu semakin bertambahlah para pengikut Al-Qossam ini, iapun berhqasil menggelar sejumlah operasi rahasia pembunuhan terhadap para tentara Inggris, membunuhi para agenya. Maka pada tahun 1935 Al-Qossaam memproklamirkan revolusi terhadap penjajahan Inggris. Ia bersama 11 mujahid lainya keluar mengajak orang-orang untuk sama-sama memerangi Inggris dan memprolamirkan jihad secara terang-terangan.

Dalam pada itu, Inggris bergegas mengirimkan bantuan untuk menangkapi para mujahid Al-Qossam ke Ya’bad. Dengan kekuatan besar, tentara Inggris berhasil mengepung Al-Qossam dan teman-temanya. Namun Al-Qossam dan teman-temanya menolak menyerahkan diri. Setelah perang selama enam jam, para mujahid berhasil membunuh 15 tentara Inggris dan Al-Qossam pun gugur bersama dua pengawalnya. Kepada pengawalnya temanya ia berkata, wahaai temanku matilah para syuhada.

Tunaikan Pejuang Al-Qossam

Walau peringatan tentang syahidnya Al-Qossam tidak sebanding dengan pengorbanan dan kedudukanya sebagai pahlawan yang berhak diperingati setiap tahunnya, namun orang-orang dapat meneguk mata air perjuanganya dan membawa nama dan brigadenya hingga kita bisa temukan dalam setiap tahun, orang-orang memperingati kesyahidanya dan terus mengobarkan semangat perlawananya, hingga berhasil mengembangkan pasukan serta mendapatkan kemenangan dalam berbagai even jihad secara nyata.

Bendera Al-Qossam berkibar di Libya, Suriah hingga Palestina untuk menegaskan jejak perjuanganya.

Bukan tidak mungkin bila para pejuang AL-Qossam akan kembali mengenang kemenangan syahidnya Al-Qossam untuk mengenang dan memperbaharui bai'atnya.(PIP/asy/muslimina) DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About MUSLIMINA

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment