Dokter Yahudi Keluhkan Banyaknya Kelahiran Bayi Afrika
Seorang pejabat medis terkemuka ‘israel’ secara terang-terangan mengungkapkan sikap rasisnya terhadap bayi-bayi non-Yahudi yang baru dilahirkan di rumah sakit ‘israel’. Direktur Pusat Pengobatan Ichilov, Profesor Gaby Barabash mengatakan kepada Knesset (parlemen ‘israel’) bahwa banyaknya bayi Afrika yang dilahirkan di negeri itu sebagai ‘masalah’.
Harian Maariv, seperti dikutip dari situs Electronic Intifada, memuat pernyataan dokter tersebut dalam bahasa Ibrani. Berikut ini pernyataannya, “Saat ini di Tel Aviv, ada sekitar 80.000 penyusup dari Afrika yang merupakan 15% dari total penduduk kota. Tahun lalu, ada 700 bayi yang dilahirkan dari ibu-ibu yang berasal dari Eritrea (negara di bagian Timur Laut Afrika) dan Sudan. Dan saat ini rata-ratanya dua bayi lahir setiap harinya. Orang-orang ini tidak berusaha menahan pertumbuhan mereka dan dari tahun ke tahun jumlah bayi Eritrea terus bertambah.”
Pernyataan Barabash tersebut adalah pandangan yang umum terlihat di kalangan Zionis Yahudi di mana bayi-bayi non-Yahudi dipandang sebagai bayi yang tidak diharapkan dan dianggap sebagai ‘ancaman demografi’ bagi ‘negara Yahudi yang demokratis’. Barabash pun menganggap orang-orang kulit berwarna sebagai pembawa penyakit.
Barabash juga membacakan laporan tentang tingginya angka kematian janin dan penularan virus tuberkulosis, malaria dan AIDS di antara para ibu Afrika. Disebutkan bahwa sepertiga populasi Afrika di ‘israel’ didiagnosa menderita AIDS dan separuhnya terkena malaria. Semua pernyataan Barabash ini diungkapkan pada rapat dengar pendapat di parlemen ‘israel’ yang diselenggarakan oleh anggota-anggota yang menginginkan pengusiran massal atas orang-orang Afrika.
Belum lama ini, kalangan wanita Etiopia mengungkapkan bahwa pejabat ‘israel’ memaksa mereka untuk menggunakan kontrasepsi jangka panjang. Ungkapan ini sejalan dengan hasil sebuah penyelidikan yang menemukan adanya penurunan tajam angka kelahiran pada wanita-wanita Etiopia di ‘israel’ dalam beberapa tahun belakangan ini.
Pernyataan rasis senada juga pernah diungkapkan oleh seorang peneliti senior pada Otoritas Pengembangan Persenjataan ‘israel’, Dr. Yitzhak Ravid dalam konferensi Herzliya tahun 2003. Ia meminta pemerintah ‘israel’ untuk, “Menerapkan kebijakan keluarga berencana secara ketat dalam kaitannya dengan penduduk Muslim.”
Ravid juga menyebutkan, “Ruang bersalin di rumah sakit Soroka, Beer Sheva (sebuah wilayah yang banyak ditinggali masyarakat Palestina Badui) telah berubah menjadi sebuah pabrik yang memproduksi populasi-populasi terbelakang.” Penduduk Palestina Badui sudah lama menjadi target pengusiran zionis dan menjadi korban sikap rasis ‘israel’.* (Sahabat al-Aqsha)
0 komentar:
Post a Comment