Komite Parlemen Mesir menyetujui perjanjian melibatkan penyerahan dua pulau — dua pulau Laut Merah, yakni Tiran dan Sanafir– ke Arab Saudi.
“Perjanjian itu disetujui setelah mendapat dukungan dari 35 anggota parlemen, sementara delapan lagi menentang,” kata anggota parlemen, Mostafa Bakry kepada AFP.
Namun, kesepakatan itu akan diteliti terlebih dahulu oleh Komite Pertahanan Parlemen sebelum melalui proses Pemilihan Umum.
Sebelumnya, pengadilan menolak perjanjian yang ditandatangani pada April 2015, namun setahun kemudian sebuah lagi pengadilan mengkonfirmasikannya.
Perjanjian itu memicu protes di Mesir, bahkan Presiden Abdul Fattah al-Sisi dituduh menyerahkan dua pulau –Tiran dan Sanafir– untuk menerima dana dari Arab Saudi.
Namun, pemerintah menegaskan pulau itu memang aslinya dimiliki oleh Arab Saudi tetapi disewakan kepada Mesir pada 1950-an. Pihak oposisi menolak perjanjian karena mengklaim Tiran dan Sanafir adalah milik Mesir.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri (Menlu) Mesir Sameh Shoukry, juga membela keputusan pemerintahnya untuk mengalihkan kedaulatan dua pulau Laut Merah itu pada Arab Saudi. Kendati kontroversial, Shoukry mengatakan bahwa keputusan tersebut dibuat selama masa pemerintahan mantan presiden Mesir Husni Mubarak.
Sementara itu, Para demonstran bentrok dengan polisi di ibu kota Kairo.
Para demonstran memprotes keputusan sebuah komite parlemen akan menyerahkan dua pulau di Laut Merah ke Arab Saudi.
Kairo menyatakan pulau-pulau Tiran dan Sanafir itu memang awalnya milik Saudi.
Namun keduanya ditempatkan disewakan kepada Mesir dalam tahun-tahun 1950an, sebagai persiapan menghadapi kemungkinan serangan Israel.
Namun para kritikus mengaitkan penyerahan pulau-pulau itu dengan bantuan miliaran dolar dari Arab Saudi ke Mesir.
Mereka menggambarkan keputusan pemerintah Mesir itu sebagai menjual kedaulatan negara tersebut.*
HIDAYATULLAH
0 komentar:
Post a Comment