Jakarta – Kuasa Hukum Firza Husain, Aziz Yanuar, mengungkapkan bahwa sejumah kejanggalan dalam kasus yang menimpa kliennya. Aziz mencontohkan, cara penyidik yang menggiring pertanyaan ke FH supaya mengarah pada adanya hubungan tertentu antara FH dan HRS.
“Sudah seakan-akan diarahkan bahwa ada hubungan tertentu,” katanya dalam diskusi ‘Uji Shahih Bukti Elektronik dalam Kasus HRS’ di Hotel Balairung, Matraman Jakarta Pusat pada Jumat (16/06).
Selain itu, ada kejanggalan lain yaitu polisi tidak memeriksa penyebar chat FH dan HRS. Aziz mengungkapkan bahwa polisi keberatan untuk mengungkap penyebar chat tersebut.
Maka, ia meminta pada FH untuk menyampaikan pada kepolisan, pihaknya meminta kepolisian profesional dan objektif dengan memeriksa terlebih dahulu pelaku yang menyebarkan, mengupload dan merekayasa chat tersebut.
“Sebab penyidik tidak pernah mengatakan sumber dari chat ini. Hanya menanyakan ke FH apakah benar ini chat dari handphone HRS nomor sekian-sekian, ke nomor anda, sekian-sekian. Dan itu sudah dibantah oleh yang bersangkutan,” imbuhnya.
Kemudian, kejanggalan berikutnya yaitu handphone yang digunakan sebagai barang bukti tidak pernah dalam keadaan hidup saat melakukan pemeriksaan. Aziz mengatakan, ia hanya melihat handphone FH hidup saat ia melihat polisi memegang handphone terebut dan ada tulisan Puslabfor.
“Pada kasus ini, tidak pernah satukalipun handphone yang dimaksud posisi on,” tukasnya.
KIBLAT
0 komentar:
Post a Comment