Bukti yang Membuat Liberalis Mati Kutu Soal FPI Sweeping di Mall Surabaya
Front Pembela Islam (FPI) Jawa Timur mendatangi sejumlah mal yang ada di Surabaya, Minggu (18/12). Mereka dituding oleh kaum intoleran dan para liberalis sedang melakukan aksi sweeping. Tempat yang dijadikan aksi 'sweeping' seperti Grand City, WTC, Ciputra World, Excelso Tunjungan Plaza, dan yang lainnya.
"Jika dalam seminggu kedepan @jokowi diam saja dengan kelakukan FPI maka 2019 kita pilih Rizieq jadi Presiden," kata @kurawa di Twitter.
"Makin lama makin tidak jelas, siapa sesungguhnya yang punya hak melakukan penertiban umum di negeri ini," kata Alissa Wahid melalui @alissawahid.
Sekretaris Jenderal DPD FPI, Novel Bamukmin menampik tudingan itu. Kedatangan FPI ke mal itu untuk meminta agar pihak manajemen mal tak memaksa karyawan beragama Islam, mengenakan atribut Natal seperti topi Santa Claus.
“Kemarin yang di Surabaya bukan sweeping, jadi FPI Jatim datang bersama Polisi untuk menyosialisasikan Fatwa MUI Nomor 56 Tahun 2016 tentang Hukum Penggunaan Atribut Keagamaan nonmuslim di mal-mal dan pusat perbelanjaan,” kata Novel, saat dihubungi JPNN, Senin (19/12) seperti dilansir JPNN.
Fatwa pemakaian atribut keagamaan ke keyakinan berbeda itu juga sudah diketahui oleh menteri agama untuk disosialisasikan agar tidak terjadi salah paham dalam penggunaan atribut keagamaan.
Sementara akun Dewan Pengurus Pusat (DPP) FPI juga menampik tudingan itu dengan bukti nyata sebuah rekaman dengan Kapolrestabes Surabaya.
"Dengarkan pernyataan Kapolrestabes Surabaya ini terkait apa yg terjadi di Surabaya. Jangan mau dibohongi dan dibodohi oleh Kaum Intoleran," kata DPP FPI.
Berikut rekaman wawancara dengan Kapolrestabes Surabaya.
0 komentar:
Post a Comment