FPI Minta Polisi Adil: Pawai Bhinneka Yang Ratusan Orang Jumlahnya Jalan Ditutup, Masak Kami Yang Jutaan Gak Boleh?
Kepolisian melarang peserta aksi damai umat muslim pada 2 Desember nanti (212) menggelar sholat Jumat menggunakan ruas jalan.
Sekjen Dewan Syuro DPD Front Pembela Islam (FPI) Habib Novel Bamukmin meminta pihak kepolisian agar adil kepada masyarakat.
“Car free day setiap Minggu pagi ditutup, dan juga setiap tahun baru Jalan Thamrin dan Semanggi ditutup. Bahkan parade Bhinneka Tunggal Ika hari Sabtu kemarin yang pesertanya cuma ratusan orang, jalan bisa ditutup,” katanya kepada redaksi, Minggu (20/11).
Menurut Habib Novel, jika untuk acara-acara tersebut bisa menggunakan ruas Jalan MH Thamrin dan Semanggi seharusnya kepolisian juga memperbolehkan perserta aksi damai 212 menutup jalan untuk sholat Jumat, apalagi jumlah pesertanya bisa mencapai jutaan orang.
“Ini kepentingan nasional yang mereka marah agama dihina. Bahkan umat Islam dunia juga marah,” ujarnya.
Habib Novel memastikan bahwa aksi 212 merupakan aksi damai umat muslim dari penjuru ibu kota dan daerah lain. Tujuannya untuk mendesak kepolisian menahan gubernur non aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang telah ditetapkan tersangka penistaan agama.
Perkara-perkara penistaan agama, polisi selalu memenjarakan tersangkanya. Seperti pendiri Kerajaan Tuhan Lia Eden dan nabi palsu yang juga pendiri Gafatar Ahmad Mussadeq.
Jika bicara soal status Ahok sebagai gubernur, Habib Novel menyatakan bahwa gubernur di Banten, Sumatera Utara, dan Sulawesi Utara yang melakukan korupsi juga dipenjara.
“Kita meminta keadilan. Jangan membela terus Ahok biang rusuh yang seharusnya cepat ditahan karena sudah menjadi tersangka,” tandas Habib Novel.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengancam tidak akan pandang bulu terhadap bentuk aksi 2 Desember yang mengganggu ketertiban umum. Meski berbentuk ibadah, jika mengganggu kepentingan umum akan tetap menertibkan.
Dia menilai, rencana menggelar sholat Jumat di jalanan dapat mengganggu ketertiban umum. Menurut Tito, tidak ada satu agama pun yang mengizinkan umatnya mengganggu ketertiban orang lain. Namun Tito sama sekali tidak menyinggung ulah Ahok yang berkali-kali mengganggu ketertiban umum dengan melakukan fitnah dan berkat kasar kesana-kemari.
“Saya juga orang Islam. Sholat Jumat di jalan itu mengganggu ketertiban tidak, kalau mengganggu, sesuai undang-undang saya akan tertibkan,” akunya pada Sabtu kemarin (19/11).
Sementara, Imam Besar FPI yang juga Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) Habib Rizieq Shihab menyatakan bahwa aksi bela Islam ketiga pada 2 Desember merupakan aksi damai tanpa kerusuhan.
Bentuk aksi gelombang ketiga nantinya dilakukan dengan menggelar sajadah di jalanan, karena bertepatan dengan Jumat Kubro serta Maulid Akbar.
“Kita akan melaksanakan sholat Jumat di sepanjang Sudirman-Thamrin, dari Semanggi sampai Istana dengan posisi Imam dan khatib di Bundaran HI. Yang mau ikut harus jaga komitmen tetap menjaga kedamaian dan tetap berjalan dalam koridor konstitusi. Agenda aksi yang akan kita gelar adalah istighosah dan doa untuk keselamatan negeri,” jelasnya dalam jumpa pers beberapa waktu lalu. (ts/rmol)
0 komentar:
Post a Comment