Bahaya latenisme Anti Prabowo Sinergi Dengan komunisme Anti Islam
Bias kebencian yang mengakar di kalangan rival Capres Prajasa [Prabowo Hatta Rajasa] terbukti kalangan mereka yang anti Islam. Dari hasil penelusuran situs situs top di Internet, mayoritas anti prabowo terbukti anti Islam, mereka adalah orang orang yang sepakat dengan runtuhnya Islam di Indonesia.
Diantara mereka ada yang cendrung boombaptis prasangka buruknya terhadap Islam, misalnya penghinaan terhadap Pak Amin Rais. Indikatif kebencian masa lalu yang kambuh kembali. Dendam dan kebencian mereka terhadap Islam, umumnya dilemparkan ganknya LB Murdani Cs, yang memang anti Prabowo.
Padahal dijaman LB. Murdani tak ada LSM yang berpihak membela Islam, bahkan terkesan mempetieskan kasus itu, sedangkan kasus Trisakti diangkat mencuat kepermukaan pada saat menjelang Pilprees, jelas motifnya kejahatan politik kalangan sipil, yang sebenarnya lebih jahat dari otoriter seorang militer, karena kalau sipil yang bertindak, sama mautnya dengan pembantaian binatang buas di hutan terhadap kelompok hewan lemah.
Pemberontakan sipil terhadap militer itu lebih kejam dan sader, karena tak ada payung hukum yang bisa mengadili sipil berjamaa dalam tindak kejahatan terhadap militer. Di dunia ini hamper tidak ada perlindungan ketika rakyat sipil melakukan genoside terhadap militer, bahkan dunia menganggap perbuatan itu biasa biasa saja.
Demontrasi pencitraan sering kali ditempuh kalangan mahasiswa dengan menempatkan mahasiswa sebagai eksikutor terhadap kekuasaan yang dianggap salah. Komando anti pemerintah dibiaskan oleh orang orang tertentu yang berlindung di balik kepolosan mahasiswa, sehingga yang terjadi, kelompok kelompok mahasiswa ada yang bertindak sebagai hukum terhadap kekuasaan.
Krisis ekonome yang melahirkan multi krisis dijaman pak Harto, memang berakibat rendahnya kekuasaan yang berhasil dipaksa turun dari tahta kepresidenan waktu itu.
Sikap arogansi Mahasiswa dipandang perang suci meskipun menyebabkan lumpuhnya atau jatuhnya pemerintahaan orde baru, meskipun satu sisi menimbulkan kerugian besar, penjarahan, pembunuhan dan pemorkosaan. Kalau ditanya ini salah siapa, pasti jawabnya adalah :”Pemerintah”. Sedangkan pemerintah itu muncul dari kandungan rakyat, berarti rakyat pula yang seharusnya dituduh bersalah, salah memilih pemimpin.
Kasus Prabowo kembali terungkit, bukan tanpa alasan, tetapi karena Prabowo menjadi seorang capres. Anehnya selama proses 5 tahun perjalanan pemerintahan dari pemerintahan SBY. Kasus Prabowo itu kalau memang ada, mengapa harus berhenti, dan muncul kembali pada saat “prabowo” menjadi Capres, bukanlah artinya bagian dari perang politik ?
Mengapa LB Murdani Cs. yang menghina Mesjid dan membantai umat Islam tanjung priok tidak diangkat kepermukaan, mengapa LSM yang kebanyakan opurtunis itu menjadi bisu menghadapi orang orangnya Murdani notabeni terdiri dari non Muslim…
Dari penuturan Kivlan Zein misalnya, nyata seorang Probowo sampai di Mutasi kebogor, karena kekhawatiran LB Murdani cs dan rahasianya yang dibongkar ke Pak Harto, mengapa ini tidak diceritakan oleh musuh musuhnya, mengapa harus dibungkam kebenaran itu ?.
Bisa disebutkan di sini kasus Prabowo yang kental Islam, dijaman Pak Harto, telah memberitahukan rencana jahat Murdani dan kawan kawan, merebut posisi Cawapres kala itu dan kemudian berencana menghancurkan kekuasaan pak harto.
Pengalihan Isu capres pada masa lalu, 1998, penculikan aktivis, terlalu janggal, penuh dengan nuansa menjatuhkan Prabowo, toh kalau mau tuntas bukan hanya kasus 1998, tetapi juga kasus kasus yang terjadi sejak tahun 1965 – 1970, da berbagai kasus yang muncul, dan kasus yang menyudutkan umat Islam, jangan hanya sepihak, seorang Prabowo yang sedang mencapres, tetapi perlu memanggil semua pihak yang pernah terlibat sejarah pembantain sejak orde lama dan orde baru, hingga kasus Tanjung Priok yang banyak menelan ratusan orang Islam di siram dengan peluru LB Murdany, barulah yang demikian bisa diacungi jempol, tetapi bisakah Komnas Ham tidak tebang pilih ?(koepas)
0 komentar:
Post a Comment