[Victor... Pikiran Kotor]

Oleh : Erwin

(1). "Nanti negara hilang, kita bunuh pertama mereka sebelum kita dibunuh. Ingat dulu PKI 1965, mereka tidak berhasil. Kita yang eksekusi mereka."

(2). Kalimat diatas adalah potongan pidato Victor Laiskodat, ketua fraksi Nasdem DPR-RI, pada sebuah acara di NTT yg videonya viral dlm bbrp hari ini.

(3). Kalimat tsb diucapkan berkaitan dgn 4 parpol di DPR, yakni Gerindra, Demokrat, PKS, dan PAN, yg menolak Perppu No.2/2017 ttg Ormas.

(4). Jelas, terang, dan tak terbantahkan. Ini adalah kalimat Ujaran Kebencian, bahkan seharusnya bisa dijerat dgn pasal Pembunuhan Berencana. Tidak cukup hanya disangkakan dgn pasal pencemaran nama baik atau perbuatan tidak menyenangkan.

(5). Di era jokowi ini, segelintir orang dari kalangan minoritas, baik itu minoritas etnis, agama, maupun politik (partai gurem), semakin berani kurang ajar, baik sikap maupun perkataannya.

(6). Selama ini mrk teriak-teriak soal keberagaman, kebhinnekaan, toleransi. Mereka memaksa pihak lain utk menerima perbedaan. Tapi anehnya, org lain tidak boleh berbeda dgn mrk. Cacat logika.

(7). Menolak Perppu ttg Ormas berarti menolak Pancasila. Disamakan dgn PKI. Padahal yg bangga sbg anak PKI ada di partai yg penguasanya dia dukung. Bahkan lebih jauh, menolak Perppu Ormas dianggap mau menghapus NKRI dan menggantinya dgn negara khilafah. Ini kan 'pikiran kotor', namanya.

(8). Ingat... yg menjajah negeri ini adalah org2 asing dari eropa dgn misi 3G-nya: Gold (merampok kekayaan), Glory (menancapkan kekuasaan), Gospel (Menyebarkan agama nasrani). Dan mayoritas ummat Islam di negeri inilah yg mengusir mrk, hingga kita tegak sebagai bangsa yg merdeka.

(9). Kemudian... ttg apa yg saat ini digembar-gemborkan dgn istilah NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Istilah tsb sebenarnya adalah buah pikiran dari tokoh politik ummat Islam, Muhammad Natsir.

(10). Di hadapan sidang Parlemen, Muhammad Natsir, selaku ketua Fraksi Partai Masyumi, pada 3 April 1950 menyampaikan pidatonya yg dikenal dgn Mosi Integral. Muhammad Natsir dan Masyumi-nya menolak hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) di Deen Hag, Belanda, yg membagi Indonesia menjadi 16 negara bagian.

(11). Mosi Integral ini kemudian diterima oleh semua fraksi dan menjadi tonggak menyatunya kembali negara-negara bagian ke pangkuan NKRI. Sampai hari ini.

(12). Jadi jika ada upaya-upaya stigmatisasi bhw ummat Islam anti NKRI, maka bisa dipastikan bhw hal tsb berasal dari ketololan sejarah yg sangat akut.

(13). Kembali ke soal video. Yg lebih kurang ajar, si victor juga berujar bhw jika negara khilafah tegak, maka semua org akan dipaksa sholat dan gereja2 terancam.

(14). Pernyataan ini jg merupakan gambaran ketololan sejarah level berikutnya. Sebab tidak pernah terjadi dlm sejarah, ummat Islam memaksakan keyakinannya ketika mrk menaklukan sebuah wilayah.

(15). Umar bin Khattab menolak tawaran uskup Sophronius yg mempersilahkan dirinya utk sholat di sebuah gereja, yg diyakini oleh ummat nasrani sbg tempat disemayamkannya yesus, pada saat penaklukan kota yerussalem. Umar menolak krn tidak ingin nanti ummat Islam menjadikan sholatnya beliau di tempat itu sebagai dalil utk merebut dan merubah gereja tsb menjadi masjid.

(16). Yg justru terjadi adalah sebaliknya. Ketika org2 nasrani merebut sebuah wilayah, maka ummat Islam ditempat itu hanya diberi 2 pilihan: masuk nasrani atau dipenggal. Itulah yg terjadi dgn kaum muslimin di Andalusia, misalnya.

(17). Kita mendukung upaya-upaya hukum yg dilakukan oleh partai-partai politik yg dirugikan dgn pernyataan si victor tsb. Sebab sekali lagi, pernyataan tsb merupakan 'pikiran kotor' yg bertentangan dgn upaya rekonsiliasi anak bangsa sebagaimana yg tercermin dalam logo dan tema besar HUT Proklmasi ke-72 Republik Indonesia. Kebersamaan.

(18). Tapi... apakah polisi mau memproses kasus ini? Apakah hukum punya nyali menyentuh org-org yg dekat dgn penguasa? Ingat... kasus ahok baru diproses setelah ada tekanan massa yg besar dari ummat Islam.

(19). Saya meragukan kasus ini akan naik ke pengadilan. Jangankan thdp seorang elit yg mau mem-PKI-kan (baca: bunuh) lawan-lawan politik penguasa; seorang simpatisan partai penguasa yg mau memotong leher tentara pun hingga kini apa kabarnya?

(20). Tapi kita yakin... keadilan akan mencari jalannya sendiri. DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Muslimina

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

1 komentar: