Jokowi Kecewa Merasa Dibohongi PAN, Netizen: Sejak 2012, Kami Sudah Puluhan Kali Dibohongi Pak Jokowi!
Partai Amanat Nasional (PAN) berbeda sikap dengan koalisi parpol pendukung pemerintah dalam paripurna DPR, Kamis malam, 21 Juli 2017.
Jokowi pun memberikan tanggapan serius mengenai hal ini.
Jokowi mengatakan, sehari sebelum paripurna, sempat bertemu Ketua Umum DPP PAN, Zulkifli Hasan, di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 19 Juli 2017. Menurut Jokowi, pertemuan itu juga menegaskan sikap PAN untuk tetap berada dalam koalisi pemerintah.
"Untuk PAN, supaya diketahui bahwa sehari sebelumnya sudah bertemu dengan saya. Dan sudah menyampaikan kepada saya untuk mendukung," kata Jokowi, usai menutup Mukernas PPP di Ancol, Jakarta Utara, Jumat, 21 Juli 2017.
Disinggung sanksi untuk PAN, Jokowi tak ingin memberi tahu. Namun, ia ingin mengatakan kalau PAN sebelum paripurna menjanjikan untuk solid bersama partai koalisi lainnya.
"Tadi kan sudah saya sampaikan, sehari sebelumnya kan kami sudah ketemu dan akan solid di partai pendukung pemerintah," katanya.
Jokowi tak berbicara terkait sanksi yang akan diberikan. Hanya, ia mengaku kalau hubungan dengan PAN sampai saat ini baik.
Seperti diketahui, enam partai pendukung pemerintah yakni PDIP, Golkar, PPP, PKB, Hanura, dan Nasdem solid mendukung usulan ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold 20/25 persen.
Sementara itu, PAN satu-satunya parpol pendukung pemerintah yang berbeda. Sikap PAN justru memilih walk out bersama partai-partai oposisi yakni Gerindra, PKS dan Partai Demokrat.
m.viva.co.id/amp/berita/politik/938126-jokowi-merasa-dibohongi-pan
Wajar jika Jokowi merasa kecewa telah dipecundangi PAN dalam Sidang Paripurna RUU Pemilu, Kamis 20 Juli 2017.
Rakyat pun banyak yang merasa kecewa telah dibohongi Jokowi.
Dulu kita sempat bangga dengan Jokowi yang begitu mengunggulkan Esemka dan berjanji tidak mau menggunakan mobil dinas yang mewah. Faktanya? Esemka ternyata bukan produk lokal dan kini entah kemana. Sementara Jokowi sudah comfort and enjoy dengan Mercedes-nya.
Dulu, dengan slogan memanusiakan manusia, Jokowi berhasil membius kita. Tetapi nyatanya, saat ada penggusuran keji di mana-mana, Jokowi malah bilang persoalan daerah jangan dibawa ke pusat.
Dulu kita sempat nge-fly saat Jokowi menjanjikan penyelesaian macet jakarta itu mudah atau tidak susah-susah amat. Apalagi jika Jokowi jadi presiden. Faktanya sekarang? Jakarta semakin ruwet dan macet.
Dulu janjinya ekonomi akan meroket... nyatanya malah nyungsep. Sampai-sampai menkeu menurunkan angka pendapatan kena pajak. Sudah miskin masih kena pajak yang tinggi.
Dulu janjinya tak bagi-bagi kursi. Nyatanya? Semua relawan kebagian jabatan.
Dan masih ada banyak sekali janji dan dusta Jokowi. Anda bisa tambahkan sendiri.
Sayangnya, ketika rakyat mendesak pemenuhan janji tersebut, pemerintah justru menyodorkan permintaan agar diberi waktu tambahan hingga 2 periode.
Jadi, sekali-sekali, baik kiranya jika seorang pembohong dipecundangi oleh sebuah white lie, kebohongan yang baik untuk kepentingan masyarakat banyak. [opinibangsa.id / pii]
0 komentar:
Post a Comment