Iklan Ahok Adu Domba 'Muslim Vs Cina'?
Video iklan kampanye Cagub-Cawagub DKI Jakarta Ahok-Djarot yang berdurasi dua menit terus menuai kecaman.
Konten yang dianggap bermasalah dan membahayakan hubungan antar anak bangsa adalah penggambaran cerita di video dengan tagar #BeragamItuBasukiDjarot.
Di dalamnya, diceritakan kondisi Jakarta yang chaos atau penuh kekacauan, termasuk konflik SARA.
Sosok berpenampilan Islami atau pribumi dinilai disudutkan dengan penggambaran "perusuh", "rasis" dan "anti Cina".
Sebaliknya warga etnis Tionghoa digambarkan sebagai korban dalam konflik itu. Mereka juga diceritakan sebagai "pahlawan" negara.
"Video Kampanye Ahok Djarot sangat sangat menyudutkan umat Islam. Kesan yang saya tangkap umat Islam digambarkan dengan kesan buruk, demo, perusuh, dan anti Cina. Sementara warga etnis Cina menjadi pahlawan negara", tulis Irfan Noviandana, seorang aktivis isu Islam di Facebook.
Irfan juga balik menyindir, kalau mau adil penjahat dan perusak negara bisa datang dari etnis mana saja, termasuk diantara warga keturunan Tionghoa.
"Atau bikin versi warga keturunan yang bawa lari uang BLBI triliunan. Kan bisa aja kalau memang mau jahat", katanya, merujuk sejumlah oknum warga keturunan yang menggondol uang negara di masa krisis.
Sementara itu, Ketua Perkumpulan Indo Digital Volunteer, Anthony Leong akan melaporkan video Ahok-Djarot ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
Video itu dinilai Anthony merupakan potret yang melecehkan Presiden Jokowi karena tidak mampu menjaga stabilitas dan keamanan Indonesia.
"Video ini parah, ini sebuah isu yang melecehan Presiden Jokowi karena dianggap tidak mampu menjaga keamanan dan stabilitas politik. Kampanye yang digaungkan itu bukan lagi keberagaman, ini pelecehan terhadap masyarakat yang dianggap selalu punya watak kekerasan, pelecehan terhadap akal sehat kita sebagai manusia biasa dan pelecehan terhadap sistem demokrasi Indonesia", ujarnya, dikutip Republika.
Anthony menyebut video tak diluncurkan dalam momentum tepat, sebab keberagaman Indonesia adalah sebuah fakta yang memang melekat, tidak perlu terus dilontarkan.
"Video ini seakan-akan Jakarta belum siap menerima keberagaman. Saya sendiri sangat tidak terima dengan iklan video tersebut. Kami lagi mengkaji dan mempersiapkan laporan ini ke KPI", terangnya.
Menurutnya, video kontradiktif dengan Ahok selama ini mengumbar slogan kedamaian, kebhinekaan dan Pancasila. Namun iklannya justru menampilkan berbagai visual yang mencekam.
"Dalam perspektif pesan komunikasi, visual-visual, dan gambar itu mengirim sebuah makna teror", kata Anthony.
Di lain pihak, pendukung Ahok memuji video dan mengaku terharu dengan narasi iklan politik itu. Mereka meyakini Ahok-Djarot adalah pasangan yang merepresentasikan "keberagaman". (Republika/rslh)
0 komentar:
Post a Comment