Teroris Rezim Assad dan Hizbolatt Lebanon Masih Terus Menyerang Wadi Barada
Milisi teroris syiah Lebanon (hizbolatt) dan rezim teroris Assad terus melakukan penyerangan masif mereka ke desa lembah Wadi Barada. Terhitung hingga hari Senin tanggal 2 Januari 2017 merupakan hari ke 11 penyerangan ke wilayah itu,laporan dari koresponden media revolusi Suriah Orient News.
Pesawat tempur rezim teroris Assad membombardir wilayah Wadi Barada dengan 11 serangan udara pada hari Senin (02/01), penyerangan ini mengancam kesepakatan gencatan senjata yang mulai berlaku pada tengah malam Kamis(29/12/2016) lalu.
Desa yang dikuasai pejuang oposisi yang berada di wilayah lembah itu telah dikepung selama berbulan-bulan oleh rezim Assad dan milisi hizbolatt. Situasi kemanusiaan di sana sudah sangat mengerikan bahkan sejak sebelum serangan baru-baru ini yang dimulai sejak pekan ke 3 Desember lalu.
Selain pemboman masif, orang-orang di lembah itu saat ini terpaksa bertahan hidup tanpa pasokan air bersih, listrik atau sarana komunikasi termasuk sambungan telepon rumah, telepon seluler dan internet. Warga di desa itu juga menghadapi kekurangan makanan, obat-obatan dan bahan bakar akibat pengepungan panjang.
Wadi Barada, terletak 18 kilometer barat laut dari ibukota Damaskus, terdiri dari 13 desa; 10 diantaranya berada di bawah perlindungan pejuang oposisi sementara tiga lainnya dikuasai oleh rezim Assad.
Wadi Barada telah berada di bawah pemboman berat dan tembakan artileri oleh milisi teroris syiah Hizbulatt dan teroris Assad selama 12 hari terakhir. Serangan itu menewaskan banyak warga sipil dan menyebabkan kerusakan luas pada fasilitas umum miik desa, termasuk fasilitas air bersih utama Ein al-Fijeh yang sangat vital bagi warga desa tersebut, karena selama ini ketersediaan pasokan air minum untuk sebagian besar warga di pedesaan propinsi Damaskus berasal dari fasilitas itu.
Sebuah gencatan senjata baru di Suriah mulai berlaku pada hari Kamis (29/12/2016) tengah malam (22.00 GMT), setelah Turki, Rusia dan faksi pejuang oposisi mencapai kesepakatan di ibukota Turki -Ankara. Menurut kesepakatan itu, Turki dan Rusia akan bertindak sebagai negara penjamin pelaksanaan gencatan senjata.
Orient News
0 komentar:
Post a Comment