Kapolri Nilai Zikir dan Doa di Aksi 212 Bentuk Makar ; Situ Agamanya Apa?
Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI akan menggelar aksi unjuk rasa susulan atau yang disebut sebagai aksi Bela Islam Jilid III atau 212 pada 2 Desember 2016 mendatang.
Sekjen Majelis Ulama Indonesia, Anwar Abbas mengatakan berdasarkan Informasi yang di terimanya dari Habib Rizieq Pembina GNPF MUI bahwa, Aksi unjuk rasa itu berbentuk Zikir dan berdoa bersama pagi sampai Sore. “mereka hanya akan duduk berdzikir di Jalan Sudirman dan Jalan Thamrin dari pagi sampai sore. Bahkan kata beliau peserta itu tidak boleh berdiri dan diharapkan duduk. sebab kalau berdiri kan bisa macam-macam,” ujar Anwar.
kata Anwar di Kantor MUI, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (22/11/2016).
Massa aksi hanya akan duduk manis, zikir dan berdoa tanpa gerakan massa ke DPR RI ataupun ke Istana Negera.
Namun sayang, zikir ini ternyata membuat Kapolri berang tuduh ini kegiatan zikir ini bentuk dari Makar. Lucunya, sehingga ini menjadi bentuk provokasi polri adalah saat Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan ada yang mencoba menunggangi aksi unjuk rasa (unras) pada 25 November 2016.
“Isu makar baca saja google, siapa yang ingin menjatuhkan pemerintah, jatuhkan Pak Jokowi, nah itulah dia. Enggak usah ngomongin ini lagi, baca saja di media, itu ada beberapa pihak yang katakan ‘kita akan duduki DPR’, itu inkonsitusional,” kata Tito karnavian usai acara Istighotzah Akbar di Masjid Agung Kota Tasikmalaya, (Republika Selasa, 22/11).
Tidak hanya itu, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal M Iriawan menerbitkan surat maklumat terkait rencana aksi unjuk rasa pada 25 November dan 2 Desember 2016.
Berdasarkan Surat Maklumat Nomor: Mak/04/XI/2016 tertanggal 21 November 2016, Irjen Polisi M Iriawan mengingatkan agenda unjuk rasa tidak mengarah kepada tindakan makar.
Iriawan melarang peserta aksi menyampaikan pendapat di muka umum melakukan kejahatan terhadap keamanan negara berupa makar terhadap Presiden dan atau Wakil Presiden RI, makar hendak memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Jadi siapa yang sebenarnya apa mau Kepolisian Rezim Tito, Propokasi Makar – atau menghina Islam?
0 komentar:
Post a Comment