Pendapatan Saudi Bertambah, Dalam Sehari Rata-Rata Belanja Logistik Haji Tahun Ini Capai 110 Juta Riyal
Panitia Khusus Konsumsi Jemaah Haji di Arab Saudi menyampaikan bahwa total belanja bahan pangan untuk 1,86 juta jemaah haji tahun ini mencapai SAR110 juta atau sekitar Rp388 miliar. Dari angka tersebut otoritas Saudi menilai terjadi peningkatan ekonomi masyarakat Saudi sekitar Tanah Suci, meski jumlah jemaah haji tahun ini menurun sekitar 5% dari tahun lalu.
Pada 2015, jumlah jemaah haji mencapai 1,9 juta jemaah. Namun penurunan jumlah jemaah tidak mempengaruhi pendapatan negara Arab Saudi, pasalnya pada belanja jemaah haji di Saudi pada tahun ini tergolong meningkat dari tahun sebelumnya. Menurut seorang Panitia Konsumsi Haji di Jeddah Muhammad Al Jahny, setiap harinya tidak kurang dari 1 juta kemasan air mineral, 100 ton beras, 50 ton gula, 3,5 ton kopi dan 20 ribu karton teh yang dikonsumsi sebagaian besar jemaah haji dari seluruh dunia.
Bahan pangan yang paling banyak dikonsumsi jemaah adalah beras, sayuran, dan buah-buahan. Namun bagi jemaah haji yang berasal dari Asia Timur, mereka mencari makanan pokok sendiri sesuai dengan bahan pangan yang dikonsumsi sehari-hari di negaranya.
Sedangkan kebutuhan ikan pada musim haji setiap harinya tidak kurang dari 20 ton ikan beku yang diimpor dan 10 ton ikan dari Saudi. Adapun udang segar dari tangkapan nelayan lokal, permintaannya menurun sebab tingginya harga jual yang ditawarkan. Sedangkan daging ayam beku yang telah dikemas dengan berat 700 gram, permintaan dalam sehari mencapai 100 ribu karton atau sekitar 1 juta ekor ayam potong.
Ketika jemaah haji memasuki Padang Arafah, permintaan paling banyak adalah air mineral. Dalam sehari tidak kurang dari 150 ribu karton air mineral dengan kapasitas kemasan 600 mililiter. Setiap karton kemasan air mineral 600 ml, berisi 24 botol dengan demikian tidak kurang dari 3,6 juta botol air minum yang dibeli jemaah haji tahun ini.
Sebagaimana yang dilansir dari Al-Madina, untuk kebutuhan protein jemaah haji paling banyak diminati adalah daging ayam. Sedangkan untuk kebutuhan karbohidrat paling banyak dikonsumsi adalah nasi. Selanjutnya pada hari Arafah (9 Dzulhijjah), jemaah justru lebih banyak mengonsumsi air minum. Sebab cuaca yang panas, membuat jemaah banyak yang mengalama dehidrasi sehingga kebutuhan air putih pun meningkat.
Jika dalam sehari belanja logistik untuk kepentingan konsumsi jemaah haji mencapai angka Rp388 miliar, maka dapat diestimasikan bahwa dalam 1 minggu diperkirakan belanja khusus kebutuhan pangan jemaah haji mencapai Rp 2,7 triliun. Tentu devisa Saudi meningkat tidak hanya dari belanja pangan jemaah saja namun juga dari pendapatan lainnya. Maka dari itu, penyelenggaraan haji maupun umrah dinilai sebagai substitusi pendapatan Saudi yang efektif selain minyak mentah. (fh/Almadina
0 komentar:
Post a Comment