Kelamnya Referendum Konstitusi Mesir
By: SELIDIK
****
Sejak dibuka, partisipasi warga Mesir yang ada di luar sangat minim. Di Saudi hanya diikuti 9 orang. Di London hanya 6 orang.
Nampaknya hal ini sudah diprediksi oleh penguasa Junta Kudeta. Presiden Kudeta, Adli Mansour sudah mengesahkan strategi-strategi agar referendum sukses mendukung konstitusi baru Mesir.
1. Aturan Presiden yang merevisi aturan KPU disahkan. Aturan yang berlaku di era Mubarak adalah; konstituen boleh memilih di luar tempat tinggalnya. Di era Mursi digantikan, dengan keharusan memilih sesuai KTP. Namun kini aturan di era Mursi ditiadakan. Hal yang memungkinan siapapun memilih berkali-kali.
2. Referendum dilakukan di kantor-kantor keamanan. Tidak lagi di sekolah-sekolah dan tempat-tempat sipil seperti di era Mursi. Diprediksi, strategi ini menjamin suara pendukung full.
3. Sudah disiapkan kertas-kertas dengan box-box suara yang sudah dipersiapkan. Strategi ini memungkinkan, apapun pilihan rakyat akan tidak berlaku dan yang berlaku adalah kotak-kotak suara yang sudah disiapkan oleh aparat.
4. Mobilitas menjadi penting. Oleh karena itu seluruh jajaran militer dan kepolisian dibantu pengusaha-pengusaha kudeta, telah menyiapkan kendaraan dan "upah" bagi para pemilih untuk memilih di beberapa TPS.
5. Media (TV-Koran) dilarang meliput, kecuali yang sudah direstui junta kudeta.
6. Tidak ada pemantau referendum.
Yang unik, kemarin tanggal 7 Januari, di hari Raya Koptik, semua gereja mewajibkan pemeluknya untuk memilih "Ya" atas konstitusi. Sama dengan Salafy yang dipimpin Nader Bakkar dan Barhami yang mewajibkan.
0 komentar:
Post a Comment