2014 Tahun Operasi Penggulingan Erdogan
Menjelang perhelatan pemilihan umum yang akan digelar 30 Maret 2014 ke depan, situasi politik Turki ikut memanas. Ada dua kasus yang saat ini menjadi berita utama pada media-media Turki, pertama Operasi korupsi terhadap pemerintahan saat ini, yang juga berentet kepada kasus Negara paralel yang merujuk kepada sekelompok birokrat yang berafiliasi kepada gerakan Gulen. Pemerintah Erdogan dan banyak analis membaca operasi ini sebagai proyek yang menargetkan AK Parti dan beberapa tokohnya berupa para aktor yang sangat menentukan garis politik Turki baik di dalam maupun di luar.
Isu kedua adalah isu trailer yang ditahan di Hatay, perbatasan Turki-Suriah dan disebut membawa senjata. Penahanan trailer yang disebut-sebut milik IHH dan mengaitkan badan intelijen Turki ini, dinilai Erdoğan sebagai lanjutan dari Operasi 7 Februari oleh kehakiman yang ingin memeriksa kepala badan intelijen, Hakan Fidan (Ensonhaber, 04.01.2014), di samping juga membidik IHH, lembaga bantuan kemanusiaan yang banyak menggusarkan Israel.
Operasi Korupsi 17 Desember, Lanjutan Peristiwa Taksim Gezi Park yang Mandul
Alper Tan, direktur Kanal A TV dalam analisanya menyebut bahwa Operasi Korupsi yang dilakukan kelompok “Negara Paralel” di dalam organ kepolisian dan pengadilan merupakan kelanjutan dari peristiwa Gezipark Taksim yang meletus musim panas tahun lalu dan tidak membuahkan hasil. Peristiwa Gezipark yang mengatasnamakan cinta lingkungan, ketika Platform Taksim yang terbentuk diajak bertemu oleh Wakil Perdana Menteri, Bulent Arınç, Tuntutan yang diajukan Platform tersebut adalah:
Batalkan pemugaran Pusat Kultur Ataturk, Taksim
Batalkan pembuatan Kanal Istanbul
Batalkan pembangunan jembatan ke-3
Batalkan pembangunan Airport Istanbul ke-3
Batalkan pembangunan PLTA dan PLTN
Ubah haluan politik luar negeri Turki
Alper Tan mencoba menarik perhatian pada beberapa nama yang ada dalam list yang dikeluarkan oleh Lembaga kehakiman di antaranya: Ibrahim Çeçen, pemilik perusahaan ICTAS, perusahaan yang membawahi IC Holding, pemenang tender pembangunan jembatan ke-3 bersama perusahaan dari Italia ASTALDI. Kedua: Direktur manager perusahaan Cengiz Inşaat, Mehmet Cengiz dan pemilik perusahaan Kalyon, Orhan Cemal Kalyoncu. Dua perusahaan ini ikut memenangkan tender pembangunan airport Istanbul ke-3. Nama-nama lainnya adalah mereka yang tergabung dalam komisi pelelangan tender Chanel Istanbul. Nama lain yang terdapat di list tersebut adalah Abdullah Tivnikli, Direktur Eksim Holding yang berinvestasi dalam pembangunan Sentral PLTA sungai Çoruh.
Nama Direktur Umum Perusahaan Kereta Api Negara TCDD, Süleyman Karaman beserta beberapa koleganya, yang menggarap proyek pembangunan kereta cepat dan kereta bawah tanah lintas Asia-Eropa, Marmaray, juga ada dalam list tersebut. Hal ini menguatkan indikasi bahwa tujuan operasi ini tidaklah murni. Operasi yang tidak berhasil melalui peristiwa Gezipark, sekarang mereka lakukan melalui organ pengadilan. (Alper Tan, kanal A haber, 26.12.2013)
Erdogan Sebagai Target Utama
Selain target-target di atas, operasi ini juga adalah usaha diskreditasi AK Parti, dan target utamanya adalah sosok Erdogan. Sebelum ini juga telah berkembang wacana lobi untuk menjadikan AK Parti baru tanpa Erdoğan.
Jika sebagian manuver politik bisa disebut ‘melempar dua burung dengan satu batu’, Erdoğan menyebut Operasi 17 Desember ini: “Dengan satu batu ingin memusnahkan etnis burung… Nama-nama yang ada di list cukup penuh arti. Dengan cover malaparaktek dan kolusi, pembangunan opini juga mendapat tempat. Kemudian ada banyak informasi rahasia yang dibocorkan.” Jelasnya.
Erdoğan dalam pidatonya sepulang dari kunjungan kenegaraan ke Pakistan menyebutkan bahwa target utama dari Operasi 17 Desember yang juga menyebut nama dua anak menteri dan anak beliau sendiri, adalah dirinya.
“Dengan menyeret putra saya, mereka ingin berputar dan kemudian menuju pribadi saya” tegasnya. (CNN Turk, 26.12.2013)
Penahanan trailer yang disebut-sebut membawa senjata, berusaha mengait-ngaitkan Intelijen, IHH dan pemerintahan Erdogan-Davutoglu dengan kelompok al-Qaida yang lekat dengan imej terorisme.
Kekuatan Global dalam Operasi di Turki
Haitham Kuhaili, dalam tulisannya di Noonpost, mendeskripsikan operasi ini dengan singkat. Katanya: ia merupakan sebuah koalisi global yang digerakkan kaum Neo-konservatif di Amerika, didanai oleh grup KOC, dimanfaatkan oleh Partai CHP dan Jamaah Gulen maju untuk melaksanakan.
Dalam kunjungan pertamanya ke Amerika sejak ia memegang kepemimpinan Partai CHP, ketika membuka kantor perwakilan CHP di Washington, beberapa minggu lalu, Kemal Kılıcdaroglu mengatakan: “Ke depan kami akan mengunjungi Amerika lebih banyak lagi.” Kata-kata yang mendorong banyak penulis untuk mengangkat wacana keterlibatan dan rencana Amerika untuk menyingkirkan pemerintahan Recep Tayyip Erdogan; juga tentang kerisihan Amerika dan Barat tentang volume Turki di kawasan regional; juga tentang kekhawatiran kekuatan global jika Turki menjadi kota internasional menyaingi berbagai ibukota lainnya seperti London dan Newyork dalam kapasitas politik, ekonomi, atau bahkan melebihinya, menimbang letak geografis dan warisan peradaban yang ia miliki.
Para analis melihat, di antaranya Sevilay Yükselir, bahwa aliansi Neo-konservatif –CHP-Jamaah Gulen, secara mendasar dan secara khusus bertujuan menggulingkan sosok Recep Tayyip Erdogan dan kepala Lembaga Intelijen Turki, MIT, Hakan Fidan, yang mana keduanya terlihat keras kepala dalam berinteraksi dengan kekuatan global, baik itu lewat berbagai pendirian Erdogan dalam kasus regional, ataupun sepak terjang Hakan Fidan yang mampu mengeluarkan Lembaga Intelijen Turki dari kungkungan Mossad Israel.
Gerakan Gulen sebagai Pelaksana
Negara Paralel yang disebut-sebut pemerintahan Erdoğan adalah lingkaran birokrat di lembaga kepolisian dan pengadilan yang berafiliasi kepada gerakan Gülen.
Dalam sejarahnya, mulai dekade 60-an, jamaah selalu memihak pengkudeta. Namun sekarang lain halnya, Gülen mengajak para pengikutnya untuk mengerahkan segenap kekuatan demi mencegah pemerintahan menutup pusat-pusat bimbingan belajar yang mereka punya. Dahulu jamaah pernah menawarkan untuk menyerahkan sekolah-sekolah ini kepada pengkudeta atas keinginan sendiri, begitu juga Jamaah bergandeng tangan dengan mereka yang melarang jilbab dan memerangi Islam, sebagaimana juga Jamaah tunduk kepada kekuatan kudeta. Dan hari ini pun ia tunduk dan maju untuk mendalu genderang perang yang sebenarnya tidak ada kemaslahatannya di sana.
Dukungan Rakyat Terhadap Erdogan
Ketika kritikan gerakan Gülen terhadap kebijakan Erdoğan pada kasus rencana konversi pusat-pusat bimbingan belajar beberapa waktu lalu berubah menjadi peperangan yang merembet kepada usaha deskrediatasi pemerintah, 97 NGO Turki pula mengeluarkan statement dukungannya terhadap pemerintahan Erdoğan. Mustafa Karaalıoğlu, seorang jurnalis di Koran Star memberi penekanan dan meminta gerakan Gülen untuk menggarisbawahi bahwa statement tersebut adalah suara ormas-ormas besar seperti Jamaah İsmailağa, Menzil, Erenköy, Akabe Vakfi, Hudayi Vakfi, Safa Vakfi, Sami Efendi, Barla Platformu; ditambah dengan lembaga bantuan kemanusiaan seperti IHH, Yardımeli, Verenel, Turkiye Beyazay Derneği; juga asosiasi bisnis seperti MÜSİAD, ASKON, TUMSİAD ditambah beberapa NGO yang bergerak di bidang pendidikan seperti İlim Yayma Cemiyeti, Türkiye Yazarlar Birliği, Önder dan Ensar Vakfi; sehingga ia menjadi representasi suara mayoritas muslim Turki, begitu juga mayoritas gerakan Islam di Turki.
Di samping dukungan rakyat Turki, dukungan juga mengalir dari berbagai penjuru dunia. Rakyat Bosnia melakukan doa bersama untuk pemerintahan Erdoğan. Para imigran Turki di Austria juga melakukan demonstrasi menyatakan dukungan penuhnya terhadap Erdoğan. Sebuah konvoi untuk menyatakan dukungan terhadap Erdoğan yang dilakukan dari Austria menuju Istanbul telah tiba Minggu lalu di Istanbul. Begitu juga dukungan datang dari ketua Persatuan Ulama Islam, Yusuf Qaradhawi.
Qaradhawi dalam salah satu ceramahnya menyebut bahwa operasi yang mengatasnamakan korupsi yang dilakukan terhadap pemerintahan Turki adalah sebuah konspirasi, dan beliau menyeru rakyat Turki dan umat Islam dunia untuk memberikan dukungannya terhadap Erdogan. (Timeturk, 24.12.2013)
Wakil Perdana Menteri Bulent Arınç, dalam sebuah pidatonya mengatakan bahwa pemerintah telah membuat angket lewat empat lembaga penelitian opini publik dan menyatakan: “persentasi dukungan terhadap kami sekitar 52 %, tidak terlihat pengaruh karena peristiwa kerusuhan Juli tahun lalu, begitu juga tuduhan-tuduhan korupsi kali ini.” (Anadolu Ajansı/dakwatuna/muslimina)
0 komentar:
Post a Comment