Menikmati Kebaikan PKS
"Pak....pak.!", tiba-tiba suara laki-laki memanggil dari belakang, padahal belum jauh saya melangkahkan kaki meninggalkan rumahnya.
Jujur saya penuh keheranan, pak Mukhlis namanya saat saya berkenalan dengannya pada program DS (Direct Selling PKS) tadi pagi. Kendati saya mengobrol dengannya sebentar saja, mulai dari saya memperkenalkan diri, saya dari PKS dst. Kami hanya berdiskusi di halaman rumahnya saja, tapi yang penting clossing (sesuai target).
"Ada apa pak?", saya bertanya kepadanya. "Mohon kiranya bapak bisa masuk ke dalam rumah kami", ungkapnya dengan wajah penuh harapan. Akhirnya saya masuk ke dalam rumah beliau, setelah dipersilahkan duduk, beliau ke dalam kamarnya dan itu semakin saya penasaran, ada apa yah, apa mau disuruh lihat orang sakit, mau kasih hadiah kali he..he.
Beberapa saat beliau keluar dgn isterinya dan duduk di sofa. "Ini pak, isteri saya mau bicara ", ungkap pak Muhlis, tambah bingung saya jadinya, ada masalah apa yah.
"Alhamdulillah saya bisa ketemu orang PKS hari ini pak dan didatangi lagi rumah kami", isterinya membuka pembicaraan dan saya sudah siap-siap mendengar keluhan atau aspirasi.
"Dua minggu lalu anak saya yang kuliah di Unmul Samarinda mengalami kecelakaan", sambil bercerita matanya seperti berkaca-kaca.
"Anak saya diserempet mobil dan jatuh, banyak luka-luka dan berdarah. Saat itu kami belum tahu anak kami kecelakaan, apalagi disana anak saya hanya kost dan tak ada keluarga", jelasnya dan saya hanya khusu' mendengar.
"Seseorang menelpon saya dengan menggunakan HP anak saya. Saya terkejut ketika dijelaskan tentang apa yang terjadi pada anak saya, antara panik bercampur sedih, karena kami tidak punya keluarga dan kami masih di Balikpapan." Saya hanya terus menyimak dan pak Mukhlis hanya diam.
Istri pak Mukhlis melanjutkan cerita. Kemudian lelaki di ujung telpon itu mengatakan, "Ibu jangan kuatir saya sudah menolongnya dengan beberapa warga dengan mobilnya ke rumah sakit." Saya sedikit tenang dengan informasinya dan saya bersalah lupa menanyakan nama bapak tersebut, cerita si ibu. Nah ini membuat saya jadi bingung lantas apa hubungannya dengan saya.
"Saat saya ke rumah sakit, semua urusan jadi mudah dan beberapa biaya dan obat sudah dibayar, di lain pihak saya sangat berterima kasih karena anak saya sudah di tolong, tapi saya tidak tahu siapa orangnya dan saya ingin ucapkan terima kasih kepadanya," penjelasan istri pak Mukhlis ini semakin membuat saya bingung.
Anak saya menceritakan ke saya orang yang menolong saya adalah anggota atau kader PKS karena mobilnya saat itu dia lihat ada stiker PKS, dan sebelum dia meninggalkan anak saya ketika sudah membaik, sempat ditanya siapa beliau, dia hanya menjawab "Saya hanya kader PKS".
"Dan sekarang saya ingin mengucapkan rasa terimakasih saya kepada PKS melalui bapak dan ini hutang budi saya kepada beliau," imbuhnya. Saya bertanya kepadanya ,"bu Insya Allah saya kenal beberapa kader PKS di Samarinda, siapa namanya mungkin terlupa atau terlewatkan?". "Yah itu dia, dia tidak nenyebutkan namanya, hanya bilang saya hanya seorang perwakilan kader PKS".
Sambil meninggalkan rumah beliau, hati saya berkecamuk dan mengucapkan Subhanallah buah dari kebaikan saudaraku disana dan aku hanya tinggal memetiknya saja. Semoga Allah merahmatimu wahai saudaraku yang tak kutahu juga namanya.
*by Syukri Wahid DPD PKS Balikpapan
(kisah yg tercatat dari DS daerah Gunung Steling)
0 komentar:
Post a Comment