Bahkan Seorang Jusuf Kalla pun Meragukan Kapasitas Jokowi

Oleh : Imam Prasetyo

Sebuah video berdurasi 3 menit 52 detik itu dibuat sebelum JK menjadi cawapres pendamping capres Jokowi. JK mengkritik pedas Jokowi yang dianggap belum pantas memimpin negeri ini.

“Biarlah DKI dulu, itu masalah popularitas, belum membuktikan mampu mengurus Jakarta. Bahwa dia (Jokowi) mampu mengurus Jakarta otomatis punya kemampuan mengurus negeri ini,” tegasnya.

“Jangan tiba-tiba karena terkenal di Jakarta dicalonkan presiden. Bisa hancur, bisa bermasalah negeri ini. Kalau sukses di DKI, ya silakan (maju sebagai capres),” imbuhnya.

Demikian kutipan dari video yang berlatarbelakang dialog JK dengan sebuah televisi swasta terkait adanya gelagat PDI Perjuangan akan mengajukan Jokowi sebagai capres. Saat itu memang belum tersiar tokoh yang kelak akan bersanding dengan Jokowi sebagai cawapres.

Entah apa reaksi JK jika beliau diperlihatkan video itu secara utuh. Atau mungkin saja Jokowi memohon kepada JK untuk bisa membantu dirinya memimpin Indonesia dengan bermodal sebagai ikon media darling yang -memang minus pengalaman menurut JK- diajukan oleh PDI Perjuangan sebagai petugas partai.

Jujur, penulis memberikan salut setinggi-tingginya kepada cyber army, cyber troop dan terutama kepada JASMEV -yang saat ini sudah bertransformasi menjadi JASMEV2014- yang terbukti mampu membangun persepsi dan opini terkait patut dan pantasnya Jokowi sebagai presiden Indonesia. Meskipun bersliweran reaksi negatif dari banyak tokoh-tokoh Indonesia termasuk di dalam Jusuf Kalla (JK) yang meragukan kapabilitas dan kredibilitas seorang Jokowi.

Semalam didalam sebuah acara di BloombergTV dalam format bahasa Inggris terlihat bagaimana seorang Jokowi menjelaskan apa faktor-faktor yang akan dia anggap sebagai poin penting dalam memajukan DKI Jakarta. “Huge Human Resources” dan lingkaran suburban etc. Wow, penulis masih mencari-cari apa yang dimaksud huge human resources di DKI Jakarta. Apakah populasi rakyat miskin yang meningkat pasca Jokowi memimpin ibukota negara atau huge human resources dari kantong-kantong miskin yang memang merupakan sumber paling militan untuk kemenangan mutlak Jokowi (wilayah-wilayah yang dihuni oleh pendukung PDI Perjuangan).

Jangankan JK yang notabene memang bukan ‘orang dalam’, seorang Guruh Soekarnoputra yang trah asli dari PDI Perjuangan saja menyatakan ketidakpatutan dan ketidakpantasan seorang Jokowi untuk memimpin bangsa yang tengah berelevasi menjadi negara.

“Dari zaman dulu saya bilang Pak Jokowi Insya Allah ya orang kan bisa berubah-rubah. Pak Jokowi orang yang suka kerja, giat dan konsisten di bidangnya dari wali kota sampai gubernur. Tetapi gubernur masih setengah jalan, masih waktunya baru 20 persen dari masa baktinya, dia belum menghasilkan signifikan,” tegas Guruh Soekarnoputra

“Pak Jokowi itu masih harus perlu waktu banyak belajar apalagi presiden wawasannya harus luas, tahu politik secara dalam dan mau enggak mau harus dibawa ke alam dunia politik nasional atau internasional,” imbuhnya lagi saat di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (15/4)

Begitulah fenomena Jokowi, hanya bermodalkan muka ndeso, tidak pernah mikir (sesuai dengan ekspresinya kepada wartawan), seorang petugas partai dan yang masih bingung dengan jatidirinya berani menentang arus populis dan menentang arus logika yang sehat.

Semoga yang memberikan harapan dan menggantungkannya di pundak seorang Jokowi tidak kaget kelak saat terpilih yang menjadi the real president is Jusuf Kalla.

Salam Anti Presiden Bebal!

Tautan Rujukan

    http://www.youtube.com/watch?v=cxP_LWhLkos

    http://www.youtube.com/watch?v=VCgGRrTCfZ8#t=10

    http://nasional.inilah.com/read/detail/2103813/hancur-kita-kalau-jokowi-jadi-capres

    http://www.beritabogor.com/2014/05/jusuf-kalla-bilang-jokowi-tak-pantas.html


DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About MUSLIMINA

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment