Kompetisi Bundesliga Jerman memang tidak se megah dan se heboh Liga di negara-negara eropa lainnya. Liga Inggris misalnya. Dari sisi pemain, pemain-pemain dari seluruh penjuru bumi merumput di sana, yang tentu saja dengan nilai transfer yang spektakuler. Belum lagi dari segi bisnis. Perusahaan-perusahaan raksasa berlomba-lomba untuk menjadi sponsor dengan harapan mengeruk keuntungan dari hingar bingar liga inggris. Dan perputaran uang di Liga Inggris mengalahkan liga-liga lain di eropa maupun belahan dunia lainnya.
Namun realitas saat ini ternyata Bundesliga jerman tidak bisa dipandang sebelah mata, khususnya dari segi prestasi yang dihasilkan klub-klub yang berlaga di divisi utama bundesliga. Jawara-jawara bundesliga sudah bisa disandingkan dengan klub-klub hebat dengan sejarah panjang yang hebat pula. Misalnya MU, Chelsea, Arsenal, Liverpool di Liga Inggris atau Madrid, Barcelona, Atletico Madrid maupun AC Milan, Inter Milan, Juventus, AS Roma di Liga Italia.
Bukti paling anyar adalah ketika dua klub bundsliga tampil superior di Liga Champions Eropa 2012/2013 dengan menjadi finalis yang mempertemukan sesama klub jerman. Dan tidak tanggung-tanggung mereka berhasil menumbangkan dua raksasa Liga Spanyol, Real Madrid dan Barcelona, bahkan tidak tanggung-tanggung klub sekelas Barcelona dibantai Munchen dengan agregat 7-0 tanpa balas.
Seperti kita ketahui, laga final semalam akhirnya di menangkan oleh Munchen dengan skor 2-1. Kemenangan ini menjadi gelar ke-5 bagi munchen selama mengikuti liga champions.
Dibalik hingar bingar Liga Champions 2013, ada satu sisi menarik yang luput dari perhatian para penggila bola. Ada sosok sentral yang selama ini menjadi ruh permainan Bayern Munchen. Bukan hanya umpan-umpan akurat nya saja yang selalu memanjakan pemain-pemain depan Munchen, namun teladan di lapangan maupun di luar lapangan kerap menjadi nilai tersendiri bagi pemain ini.
Dialah Franck “Bilal” Ribery. Ia dikenal sebagai pribadi yang santun, rendah hati, dan rajin melaksanakan shalat lima waktu, di mana pun dan pada kondisi apa pun. Pemain yang memeluk Islam pada tahun 2005 ketika membela klub Galatasaray,Turki ini dikenal sebagai pemain yang sangat menjunjung tinggi profesionalitas di manapun dia bermain.
Baginya, Islam adalah sumber kekuatan dan keselamatan. ”Islam adalah sumber kekuatan saya di dalam dan di luar lapangan sepak bola. Saya mengalami kehidupan yang cukup keras dan saya harus menemukan sesuatu yang membawa saya pada keselamatan dan saya menemukan Islam,” kata Ribery.
Pada Laga final semalam, sekali lagi Franck menunjukkan kelas nya sebagai pesepakbola profesional. Dua gol yang berhasil disarangkan Bayern Munchen adalah berkat umpan jitu nya. Gol pertama Munchen pada menit ke 60 Berawal dari aksi Franck Ribery yang mengumpan Arjen Robben, winger asal Belanda itu berhasil melewati hadangan Weidenfeller dan mengirim bola ke tiang jauh. Mario Mandzukic tidak terkawal karena Mats Hummels terlambat menutup. Walhasil penyerang asal Kroasia itu leluasa menceploskan bola.
Demikian pula dengan gol ke 2 pada menit ke-88, Arjen Robben menjebol gawang Borussia Dortmund usai menyambut sodoran bola Franck Ribery di kotak penalti.
Walaupun pada malam itu Franck tidak mencetak gol, namun assist nya pada pertandingan malam tadi semakin menjadi bukti totalitas Franck pada setiap pertandingan. Tak lupa ucapan syukur pun mengalir dari lisan Franck atas keberhasilan ini.
” Banyak kata syukur terucap. Kami sangat senang, sangat puas bisa memenangi trophy ini, karena kami telah menunggu sangat lama,” ungkap Ribery seperti dilansir situs resmi UEFA. Itulah Franck Ribery, setiap prestasi selalu diwujudkan dengan senantiasa bersyukur kepada Sang Pencipta. (dakwatuna)
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment